Suara.com - Jaksa Agung RI HM Prasetyo menanggapi keluhan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengaku merasa sendirian dalam memberantas korupsi di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut tidak benar, karena pihaknya juga terus berupaya untuk memberantas korupsi.
"Tadi disebut oleh ketua KPK, ada Jaksa Agung, ada Ketua DPD, ada ketua BPK, ada ketua DPR. Ini satu bukti bahwa kami satu ya, kami satu. Jadi sebuah sinyal bagi para koruptor untuk jangan main-main," katanya di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (22/5/2018).
Prasetyo mengatakan baik KPK maupun Kejaksaan terus bekerja keras untuk memberantas korupsi di Indonesia.
"Kita akan bersikap sama, tegas dan keras dalam menindak korupsi apapun yang terjadi di negeri ini," katanya.
Mantan Politikus Nasdem yang kini membantu pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tersebut berharap acara silaturahmi di KPK dapat mempererat hubungan antar lembaga penegak hukum.
"Tadi disampaikan pak ketua KPK bahwa apa yang kita lakukan untuk meningkatkan koordinasi, meningkatkan silaturahim untuk mempercair hubungan kerjasama. Sehingga diharapkan tadi pesan moralnya acara malam inipun bersihkan hati, jaga negeri lawan korupsi," kata Prasetyo.
Prasetyo mengatakan dirinya berbicara soal korupsi di KPK karena KPK adalah tempat khusus untuk membicarakan pemberantasan korupsi. Dia berharap dengan kehadiran ketua DPR, BPK, dan DPD dapat menunjukkan bahwa pemberantasan korupsi didukung oleh berbagai pihak.
"Tidak ada istilah KPK jalan sendiri, tidak ada jaksa agung jalan sendiri, semua bersama sama, dukungan dari wakil rakyat, dukungan dari wakil daerah dan juga tentunya dukungan yang tidak bisa kita abaikan dari BPK yang selalu memberikan kita audit untuk penentuan perhitungan kerugian negara," tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Laode M Syarif sempat mengatakan bahwa KPK merasa kelelahan dalam memberantas kprupsi di Indonesia. Pasalnya, KPK hanya sendirian, dan tidak didukung oleh lembaga lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu