Suara.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan terduga teroris yang ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 di Lampung merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Ya, yang tertangkap di Lampung merupakan jaringan JAD," kata Kapolri usai mengikuti acara "Safari Ramadhan 1439 Hijriah" bersama keluarga besar TNI/Polri di Makorem 043/Garuda Hitam, Bandarlampung, Senin (4/6/2018).
Ia mengatakan bahwa jaringan teroris di Lampung tidak terlalu besar. Meski demikian, pihaknya akan tetap mewaspadai radikalisme dan aksi teroris termasuk jaringannya.
Menurut dia, aksi terorisme merupakan puncaknya saja dari sebuah proses. Saat ini ada perubahan pola pikir para pelaku teror yang mengadopsi ideologi terorisme yang membolehkan menggunakan kekerasan.
"Secara bertahap teori tersebut berkembang dengan mengambil momentum kebebasan demokrasi, kebebasan berkumpul mengambil perkembanagn media sosial, dan di negara Barat sekarang menjadi problem yang banyak diteliti," ujarnya.
Kapolri menjelaskan bahwa saat ini penyebaran paham atau ideologi tertentu dilakukan orang per orang atau tertutup. Bahkan, mereka tanpa pemimpin mendapatkan ideologi tersebut hanya melalui internet atau media sosial.
Ia mencontohkan pada peristiwa kerusuhan di Mako Brimob, ada dua wanita saat ditanya petugas mereka mendapatkan ideologi atau paham yang keliru itu dari media sosial.
"Mereka hanya dibaiat melalui video call dan tidak bertemu secara langsung," katanya.
Untuk mengatasi permasalahan pemahaman atau ideologi keliru tersebut, menurut Tito, penyelesaiannya juga dengan ideologi yang benar.
"Penyelesaiaan radikalisme sebisa mungkin tidak menggunakan senjata, tetapi dengan memberikan pemahaman yang benar dan ini merupakan tugas semua pihak, bukan hanya TNI dan Polri, melainkan juga tokoh masyarakat, tokoh agama, serta yang lainnya," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Ketua Komisi III DPR: Perpol 10 Tahun 2025 Konstitusional dan Sejalan dengan Putusan MK
-
Komisi III Kritik Usulan Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa DPR: Absennya Pemaknaan Negara Hukum
-
Kritik Komite Reformasi Polri Soal Isu Kapolri Ditunjukkan Langsung, Boni Hargens: Sesat Pikir
-
Wacana Penunjukan Langsung Dinilai Tak Demokratis, FPIR: Bahaya Kapolri Ditunjuk Langsung Presiden
-
Pengamat: Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden Masuk Akal, DPR Justru Ganggu Check and Balances
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Daftar Lengkap Perusahaan yang Disebut Kejagung Jadi Penyebab Banjir di Wilayah Sumatera
-
Demo Korupsi Pertambangan, Mahasiswa Desak KPK Periksa Komisaris PT LAM Lily Salim
-
Kementerian P2MI Raih Peringkat 5 Anugerah Keterbukaan Informasi Publik
-
'Biar Kapok': DPR Desak Polisi Beri Efek Jera ke Youtuber Resbob Penghina Sunda dan Bobotoh
-
Bareskrim Bersiap Umumkan Tersangka Banjir Sumut, Nama Korporasi Mencuat
-
Satgas PKH Telah Identifikasi Perbuatan Pidana Terkait Bencana Longsor dan Banjir Bandang Sumatera
-
Buka-bukaan di KPK, Zarof Ricar Ngaku Beri Info Baru soal Aliran Uang dalam Kasus Hasbi Hasan
-
Prabowo Minta Maaf, Pemulihan Bencana Sumatra Tak Bisa Cepat: Butuh Waktu Hingga 3 Bulan
-
Kuasa Hukum Ungkap Ijazah Asli Jokowi Telah Diperlihatkan Saat Gelar Perkara Khusus
-
Prabowo Soroti Upaya Cari Kambing Hitam di Tengah Bencana Sumatra