Suara.com - Tokoh FPI sekaligus PA 212, Novel Bamukmin meminta agar polisi segera memeriksa Calon Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi terkait kasus dugaan pencemaran nama baik.
Sebab, Novel menganggap perkara yang tuduhkan Rahmat hampir mirip dengan kasus yang menjerat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kalah atau menang Rahmat Effendi di pilkada, polisi harus memproses kasusnya. Sebagaimana polisi berani memeriksa Ahok saat itu," kata Novel di Polda Metro Jaya, Selasa (26/6/2018).
Dia juga menuding, pernyataan Rahmat yang telah menyebut aktivis Alumni 212 serakah bisa berdampak terhadap situasi keamanan warga Bekasi yang hendak memberikan suara pada tahap pencoblosan Pilkada Bekasi yang akan berlangsung, Rabu (27/6) besok. Terlebih, mayoritas warga Bekasi merupakan basis massa Alumni 212.
"Ini sangat memanas. Ucapan daripada Rahmat Effendi ini menyulut massa yang Bekasi ini mayoritas 212," katanya.
Novel juga mengkhawatirkan, kalau polisi tak serius memproses laporan ini, Pilkada Bekasi akan terganggu.
"Kami minta polisi ada ketegasan sikap untuk bisa memeriksa Rahmat Effendi. Jangan ada diskriminasi karena dia didukung partai penguasa,” tukasnya.
Sebelumnya, Rahmat dilaporkan aktivis Alumni 212 bernama Azwar Anas atas tuduhan melakukan tindak pidana pencemaran nama baik.
Laporan ini dibuat menyusul pernyataan Rahmat yang dianggap melecehkan aktivis Alumni 212, ketika menyampaikan pidato di acara Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) beberapa waktu lalu. Rahmat menyebut jika aktivis Alumni 212 merupakan kelompok serakah.
Baca Juga: Sohibul Klaim Tak Tahu Kasusnya dengan Fahri Hamzah Jalan Terus
Awalnya, Azwar melaporkan Rahmat ke Bareskrim Polri pada 4 Mei 2018 dan kasus ini telah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.
Berita Terkait
-
Sohibul Klaim Tak Tahu Kasusnya dengan Fahri Hamzah Jalan Terus
-
Fahri Batal Cabut Laporan, Kasus Presiden PKS Berlanjut?
-
Anggota Komunitas Pedofil Official Loly Candy Kembali Dibekuk
-
Jadi Korban Jambret, Polisi Belum Bisa Periksa Dirjen Kemen PUPR
-
Polisi Tak Netral di Pilkada Jawa Barat Akan Kena Sanksi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor