Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy Pemerintah memastikan sistem zonasi sekolah tidak akan mematikan sekolah negeri karena masyarakat beralih ke sekolah swasta. Malah, melalui sistem zonasi justru akan menumbuhkan keduanya, sebab masyarakat diberikan keleluasaan untuk memilih.
"Pendidikan itu kan ranah publik yang menjadi tanggung jawab negara. Tapi ada juga masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan lebih dari yang disediakan negara. Kalau gitu kan masyarakat harus 'beli' dan itu bisa swasta. Jadi, swasta jadi pilihan yang tidak puas (dengan) disediakan negara," ujarnya di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Rabu (18/7/2018).
Namun demikian, Mendikbud Muhadjir memastikan bahwa Pemerintah akan tetap menentukan standar pelayanan mininum di seluruh sekolah negeri. Sehingga terjadi pemerataan kualitas dan bisa bersaing dengan sekolah swasta.
"Nah, negara harus memiliki standar pelayanan minumum di semua sekolah negeri. Jadi tidak ada masalah masyarakat yang lari ke swasta karena mereka ingin mendapat pelayanan yang lebih. Itu pilihan dia," ujarnya.
Ke depan, Mendikbud Muhadjir mengungkapkan bahwa sistem zonasi juga akan diterapkan terhadap sekolah swasta. Tapi itu tidak bersifat wajib, melainkan keputusan diserahkan kepada pihak sekolah swasta.
"Kalau dia (sekolah swasta) mau masuk zonasi, maka harus ikut aturan. Kalau tidak mau, ya silakan, tapi tidak boleh dapat bantuan-bantuan dari Pemerintah. Jadi ke depan kita memang harus beri perhatian ke sekolah swasta (ikut zonasi) karena tanggung jawab pemerintah membina mereka dan mengawal kualitas dia," terangnya.
Sementara itu, Pengamat Pendidikan My Esti Wijayati juga sependapat bahwa sistem zonasi tidak akan mematikan sekolah negeri, melainkan akan tumbuh bersama dengan sekolah swasta.
"Saat dulu belum banyak sekolah negeri, peranan utama swasta terhadap pendidikan sungguh luar biasa. Nah, saya kira sistem zonasi bukan dalam rangka 'mematikan' sekolah negeri. Bahwa kesempatan yang diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu, memang diberikan keleluassan yang lebih untuk masuk sekolah negeri," kata dia.
Menurut Esti, dengan demikian maka ini merupakan prinsip gotong royong seperti yang terkandung dalam Pancasila. Sehingga masyarakat yang memang mampu bisa masuk ke sekolah-sekolah swasta.
Baca Juga: Sistem Zonasi Penerimaan Siswa Diharap Dukung Pemerataan Mutu
"Sehingga swasta tumbuh dan negeri juga tetap tumbuh. Pemerintah wajib memafasilitasi sekolah negeri dengan baik," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Geger Ijazah Jokowi, Petinggi Relawan Andi Azwan: Yang Nuding Palsu Itu Teroris!
-
Pemprov DKI Tertibkan Pasar Barito, Pramono: Kami Sangat Humanis, Manusiawi Sekali
-
Ricuh! Penggusuran Pasar Barito Berujung Blokade Jalan: Pedagang Melawan!
-
Tinggi Gula, Mendagri Tito Ajak Masyarakat Tinggalkan Konsumsi Beras: Saya Sudah Lakukan
-
Hati Teriris! Cerita Melda Diceraikan Suami Usai Lolos PPPK, Kini Viral di Podcast Denny Sumargo
-
Beri Hadiah Topi Berlogo PSI, Raja Juli Beberkan Kondisi Jokowi Terkini
-
Diceraikan Suami 2 Hari Jelang Dilantik PPPK, Melda Safitri Kini Disawer Crazy Rich Aceh
-
KB Bank Dukung Pembentukan Karakter Generasi Muda Melalui Beasiswa Pendidikan Sepak Bola
-
Doktrin 'Perkalian Nol' Dasco: Ramai di Akhir Cerita Tapi Sunyi saat Bab Perjuangan Ditulis
-
Geger Dugaan Korupsi Whoosh, Mahfud MD ke KPK: Saya Datang Kalau Dipanggil, Tapi Ogah Lapor