Suara.com - Rekontruksi kasus pembakaran sekeluarga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan mendapat kawalan ketat kepolisian pada Senin (4/9/2018).
Puluhan warga yang memadati sekeliling lokasi rekontruksi terus meneriaki tersangka. Beberapa lainnya bahkan sampai memasang spanduk besar mendesak pelaku pembunuhan sadis itu dihukum mati.
"Solidaritas masyarakat meminta pelaku pembakaran dan pembunuhan dihukum mati," tulis warga dalam spanduk putih dengan huruf berwarna merah.
Sementara Amiruddin, ayah korban Muh Fahri alias Desta, berharap pihak berwajib menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada para pelaku. Menurut dia, perbuatan keji pelaku yang membakar enam keluarganya hidup-hidup pantas diganjar hukuman mati.
"Kami berharap hakim menjatuhkan hukuman mati kepada mereka (tersangka)," ujar Amiruddin.
Dalam rekonstruksi menampilkan 36 adegan berlangsung dua jam, mulai pukul 9.40 hingga 11.41 WITA. Adegan demi adegan berlangsung menghadirkan dua tersangka pembakaran Andi Ilham alias Ilho dan Zilkarnain Amir alias Ramma (21). Keduanya merupakan suruhan bos narkoba Akbar Daeng Ampuh alias Rangga.
Pada adegan pertama, memperlihatkan tersangka Ilho menerima telepon dari Ampuh yang berada di Lapas Kelas I Makassar. Pria bertato itu mendapat perintah untuk menagih utang narkoba kepada korban Muh Fahri alias Desta (25).
Dalam rentetan adegan selanjutnya, Ilho memanggil beberapa rekannya, termasuk Ramma untuk melakukan penagihan. Mereka lalu pergi ke salah satu toko di Jalan Gatot Suberoto untuk mengonsumsi narkoba jenis sabu sebelum melakukan penagihan.
Setelah itu, pada adegan ke-12, tersangka Ilho dan Ramma bersama tiga tersangka penganiayaan menemui korban Desta di terowongan Jalan Barukang, Kecamatan Tallo. Di sana mereka diduga melakukan pemukulan terhadap korban, Sabtu (4/8/2018) malam.
Baca Juga: Hore...! Arteri Pondok Indah Bebas Ganjil Genap Pasca Asian Games
Pada adegan ke-25, Ilho dan Ramma berboncengan membeli bensin jenis pertalite yang dimasukkan ke dalam botol air mineral. Lalu pada adegan ke-31, Ilho dan Ramma membakar rumah H Sanusi, kakek Desta. Kejadian itu menghanguskan tiga rumah dan menewaskan Desta, H Sanusi, Hj Bondeng, Musdalifa, Namira Ramadina, dan Hijas.
"Rekontruksi pembakaran di Jalan Tinumby di lorong 166, sebelumnya kami upaya rekonstruksi di TKP namun terkendala faktor keamanan. Baik terhadap tersangka maupun personel kepolisian," ujar Plt Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Diari Astetika.
Diari mengatakan, dari hasil rekontruksi terlihat jelas peran dominan tersangka Ilho yang menerima telepon dari Daeng Ampuh, mengajak Ramma dan merencanakan pembakaran terhadap rumah H Sanusi.
"Fakta peran eksekutor sangat aktif dari lelaki Ilho, selain menerima telepon dan mengajak membakar. sementara Ramma turut serta dan juga sebagai pelaku. Kalau Ampuh sebagai otaknya," jelas Diari.
Kontributor : Lirzam Wahid
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
30 Tahun Menanti, Jalan Rusak di Karet Tengsin Akhirnya Mulus dalam Sebulan
-
Sebut Penanganan Banjir Sumatera Terburuk, Ray Rangkuti: Klaim Pemerintah Mudah Dipatahkan Medsos
-
Seskab Teddy Respons Pihak yang Bandingkan Penanganan Bencana: Tiap Bencana Punya Tantangan Sendiri
-
Saat Orasi Membakar Semangat, PKL Raup Cuan di Tengah Demo Buruh Tolak Kenaikan UMP 2026
-
Pemerintah Kaji Program Work from Mal, APBI Sebut Sejalan dengan Tren Kerja Fleksibel
-
KSAD Bongkar Ada Upaya Sabotase, Lepas Baut Jembatan Bailey di Wilayah Bencana
-
Lebih Rendah dari Bekasi dan Karawang, Buruh Desak Pramono Anung Revisi UMP Jakarta
-
Panglima TNI Respons Pengibaran Bendera GAM: Jangan Ganggu Pemulihan Bencana
-
Said Iqbal Protes Polisi Blokade Aksi Buruh ke Istana, Singgung Cara Militeristik
-
Setuju Bantuan Asing Masuk, Hasto: Kemanusiaan Bersifat Universal