Suara.com - Kualitas air sungai di Jakarta makin tercemar. Terutama dalam kurun waktu 2014 sampai 2017.
Di tahun 2014, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mulai memimpin Jakarta setelah Joko Widodo menjadi Presiden. Sungai itu tercemar dengan kategori berat mengalami kenaikan dari 32 persen menjadi 61 persen.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan kondisi kualitas air sungai di DKI Jakarta mengalami perubahan cukup signifikan.
Hal tersebut berdasarkan data dari 2014 sampai 2017, yakni untuk sungai tercemar kategori ringan dari 23 persen turun menjadi 12 persen. Sedangkan sungai tercemar kategori sedang turun dari 44 persen menjadi 17 persen.
"Kita sudah menyusun dan peta jalannya untuk segera mengembalikan ke kondisi sebelumnya," kata Anies.
Dijelaskannya proses pencemaran yang terjadi di Jakarta terjadi dalam waktu yang singkat dan pekerjaan rumah tersebut harus dibereskan. Menurut Anies, bukan hanya sekedar soal estetika nampak indah, tetapi juga sungainya harus terlihat apik.
"Kita akan melakukan dengan membangun (sekitar) sungai, sehingga menjadi ekosistem yang alamiah lagi," kata Anies.
Kondisi sungai sehat dan bersih kalau sudah alamiah lagi, maka bisa ada satwa - satwa yang hidup di sekitarnya dan ini merupakan indikasi paling sederhana.
"Kalau satwa bisa berada di sungai artinya sungai itu sehat dan bersih. Nah itulah yang disebut sebagai sungai yang alamiah, sungai yang natural. Kita akan dorong ke sana," kata Anies. (Antara)
Baca Juga: Tercemar Salmonella, Amerika Menarik Peredaran 200 Juta Telur
Tag
Berita Terkait
-
Cerita Miris, Warga Cirebon Sudah Kebal Mandi Pakai Air Kotor
-
Ahok Bakal Menikah, Veronica Tan Masih Simpan Foto Mantan Suami
-
Kakak Angkat Setuju Ahok Menikah dengan Polwan
-
Buni Yani Dipertimbangkan Masuk Tim Sukses Prabowo - Sandiaga Uno
-
Ahok Nikahi Polwan? Kakak Angkat: Dia Kentut Saja Jadi Berita
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
Terkini
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik
-
Kondisi FN Membaik Pasca Operasi, Polisi Siap Korek Motif Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Besok
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Kemensos dan Kemendikbud Harus Jelaskan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?