Suara.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf Amin mempertanyakan komitmen penyelesaian kasus HAM yang tak ada di visi misi Prabowo - Sandiaga.
Kedua kandidat capres-cawapres di Pemilihan Presiden 2019 sudah menyerahkan daftar visi dan misi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, di dalam visi misi Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, tidak ada butir yang membahas terkait penyelesaian kasus HAM di masa lalu.
Wakil Ketua TKN Jokowi - Maruf Amin, Abdul Kadir Karding, menilai kubu Prabowo tidak berkomitmen untuk menyelesaikan kasus HAM.
Ia menduga tidak adanya poin tersebut dikarenakan Prabowo takut adanya pertanyaan publik akan kasus penculikan aktivis dan mahasiswa pada tahun 1997 dan 1998.
"Bisa jadi itu menjadi ketakutan mereka kalau dimasukkan akan ditanyakan publik gimana dengan dugaan kasus Pak Prabowo masa lalu," kata Abdul Kadir Karding di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jumat (28/9/2018).
Menurutnya, seharusnya poin HAM itu dimasukkan dalam visi misi seorang pemimpin negara. Karena pada dasarnya Indonesia merupakan negara berlandaskan hukum yang berpihak kepada hak-hak dasar.
"Mustahil orang bicara soal Indonesia kalau tidak bicara soal HAM. Harus punya konsep yang jelas dalam rangka menghargai masyarakat dengan memperhatikan HAM," ujarnya.
Namun saat ditanyakan soal janji Jokowi yang akan menuntaskan kasus-kasus HAM masa lampau, Karding menyebut Jokowi masih memproses hal tersebut.
"Sedang berproses semua. Memimpin negara kan tidak segampang membalik telapak tangan. Butuh pembuktian. Tidak bisa hanya menjudge orang," pungkasnya.
Baca Juga: Gempa Sulawesi Terkini, Jokowi Minta TNI Kirim Bantuan
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Pengurus PWI Pusat 2025-2030 Resmi Dikukuhkan, Meutya Hafid Titip Pesan Ini
-
Mardiono Terbuka Merangkul Kubu Agus Suparmanto: Belum Ada Komunikasi, Belum Lihat Utuh SK Kemenkum
-
KAI Antisipasi Ledakan 942 Ribu Penumpang di HUT TNI Besok: Ambulans dan Medis Kami Siapkan
-
Kembalikan 36 Buku Tersangka Kasus Demo Agustus, Rocky Gerung Berharap Polisi Baca Isinya, Mengapa?
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
Polisi Masih Dalami Sosok 'Bjorka' yang Ditangkap di Minahasa, Hacker Asli atau Peniru?
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank
-
Viral Korban Kecelakaan Diduga Ditolak Puskesmas, Dibiarkan Tergeletak di Teras