Suara.com - Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang menyiapkan rekomendasi teknis terkait kondisi geologi untuk rekonstruksi Palu, Donggala dan sebagian wilayah lain di Sulawesi Tengah pasca gempa dan tsunami.
Badan Geologi mengirimkan 26 orang untuk meninjau lapangan dalam menyiapkan rekomendasi peta geologis tersebut termasuk potensi likuifaksi. Sehingga menjadi masukan dalam pembangunan pemukiman masyarakat.
"Barangkali tiga minggu atau empat minggu ini peta rekomendasi itu siap, tentu saja membutuhkan kajian yang akurat," kata Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Purbo, Jakarta, Rabu (10/10/2018).
Selain itu, Kementerian ESDM juga bekerja membangun 25 sumur bor sebagai sumber air bagi keperluan pengungsi.
"Terkait likuifaksi kita belajar dari gempa Padang tahun 2005, waktu itu Badan Geologi melihat penting melakukan pemetaan likuifaksi dan di Palu kita lakukan pada 2012," ujarnya.
Badan Geologi telah melakukan pemetaan potensi likuifaksi di 12 daerah prioritas antara lain Padang, Mataram, Yogyakarta dan Palu.
Namun, saat ini pihaknya akan melakukan pemetaan dalam skala yang lebih detail atau mikrozonasi sehingga bisa dilihat potensi likuifaksi di wilayah Palu dan sekitarnya, karena potensi Likuifaksi itu tidak menyebar mendatar, bisa saja ada beberapa titik di satu wilayah.
"Seputaran itu akan kita cek mudah-mudahan kita dapat lokasi hunian yang tepat," tuturnya.
Dia juga mengatakan sebagaimana Indonesia rawan bencana seperti gempa karena kondisi geologisnya, maka masyarakat Indonesia harus dapat beradaptasi terhadap bencana itu, misalnya membangun rumah yang tahan gempa.
Baca Juga: Pasca Gempa Palu, 333 Sekolah Darurat Dibangun di Sulawesi Tengah
Lebih lanjut dia mengatakan likuifaksi tidak hanya terjadi jika ada terpaan air dari tsunami, namun karena lapisan tanah yang berupa sedimen digoncang gempa maka butiran tanah, pasir atau kerikil menjadi terlepas dan bisa terjatuh ke dalam sumber air tanah sehingga terjadi adukan tanah akibat gempa itu.
"Likuifaksi tidak selalu ada air karena digoncang terlalu keras sehingga butirannya lepas, sehingga kalau ada pasir di bawah itu masuk ke dalam ke sumur," tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Kapolri Update Ledakan SMAN 72: 29 Siswa Masih Dirawat, Total Korban 96 Orang
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Uang Rp 1000 Jadai Rp 1, Apa Maksudnya?
-
Jokowi Dukung Gelar Pahlawan, Gibran Puji-puji Jasa Soeharto Bapak Pembangunan
-
Polisi Temukan Serbuk Diduga Bahan Peledak di SMAN 72, Catatan Pelaku Turut Disita