Suara.com - Berbagai bantuan terus berdatangan pascagempa dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi di Sulawesi Tengah. Salah satunya dari negara Prancis. Bantuan dari negara di Eropa itu adalah alat penjernih air.
Salah satu kebutuhan dasar yang amat dibutuhkan warga Kota Palu dan sekitarnya usai diguncang gempa adalah air. Akibat gempa dan tsunami, sumber air di daerah itu tak hanya langka dan rusak, namun juga kotor. Sejumlah peralatan canggih dibawa oleh militer Prancis untuk membantu menjernihkan air di Kota Palu dan sekitarnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho melalui laman Twitternya mengatakan, peralatan water treatment dari Pemerintah Prancis saat ini tengah disiapkan di Kota Palu.
Menurut dia, saat ini air bersih menjadi kebutuhan mendasar dan mendesak bagi korban gempa Palu karena jaringan PDAM rusak parah usai diguncang gempa dan terjangan tsunami.
"Akan dibangun instalasi penjernihan air di Kota Palu," ujar Sutopo di akun Twitternya @Sutopo_PN, Jumat (12/10/2018).
Tidak lupa, Sutopo juga mengunggah foto sejumlah peralatan canggih penjernih air bantuan Pemerintah Prancis. Peralatan tersebut diangkut menggunakan pesawat khusus milik militer Perancis.
Dengan keberadaan alat penjernih air itu diharapkan kebutuhan air warga Kota Palu bisa segera terpenuhi.
Ribuan Orang Meninggal
Sementara itu, dari data BNPB hingga Kamis siang pukul 13.00 WITA, jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya mencapai 2.073 orang.
Baca Juga: Mensos Kunjungi Korban Gempa Sumenep dan Serahkan Bantuan
Menurut Sutopo, korban yang ditemukan kebanyakan meninggal akibat terjangan tsunami, selain karena tertimpa bangunan karena gempa maupun tertimbun lumpur karena likuifaksi.
"Semua korban meninggal dunia sudah dimakamkan setelah diidentifikasi, baik secara massal maupun oleh keluarganya," kata Sutopo dalam jumpa pers terkait penanganan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Ia merincikan, korban meninggal dunia yang ditemukan di Kota Palu 1.663 orang, Kabupaten Donggala 171 orang, Kabupaten Sigi 223 orang, Kabupaten Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu, Sulawesi Barat satu orang.
Kota Palu menjadi daerah dengan korban meninggal dunia terbanyak karena berada di wilayah pantai. Sepanjang teluk dihantam tsunami berketinggian 2,2 meter hingga 11 meter lebih dalam jarak setengah kilometer dari pantai.
Dari seluruh korban meninggal dunia, 994 orang dimakamkan secara massal dan 1.079 orang dimakamkan oleh keluarganya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO