Suara.com - Badan Pemenagan Nasional Prabowo Subianto – Sandiaga Uno mendatangi kantor KPU, Rabu (17/10/2018). Kedatangan BPN tersebut terkait ada 31 juta pemilih yang belum masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, kedatangan BPN berlandaskan janggalnya 31 juta pemilih dari Dirjen Kependudukan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri yang tak sesuai dengan DPT.
"Nah, di tengah proses itu, kami dikejutkan pernyataan Kemendagri dalam hal ini Ditjen kependudukan ada 35 juta belum masuk dalam DPT," ujar Muzani di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/10/2018).
Setelah pihaknya berdiskusi dengan Ketua KPU dan sejumlah Anggota, Muzani mengaku terkejut lantaran data 31 juta pemilih disebut berada dalam kondisi dirahasiakan oleh Dirjen Dukcapil Kemendagri.
"Ada informasi 31 juta data tidak boleh dibuka dari Kemendagri. Jadi KPU tidak bisa mengecek dengan alasan kerahasiaan. Per tanggal 10 Oktober semuanya ditutup, by name by address," jelasnya.
Senada dengan Muzani, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal mengatakan ada pelanggaran prinsip yang dilakukan Kemendagri.
Dirinya menjelaskan, Kemendagri baru menyerahkan data 31 juta pemilih kepada KPU setelah ditetapkannya DPT.
"Seharusnya DP 4 yang diberikan Kemendagri sudah final sebelum dapat diketuk palu. Ini menurut saya pelanggaran prinsip, berpotensi terjadi pelanggaran undang-undang. Karena yang sekarang dilakukan KPU dengan peserta pemilu, mengecek data ganda itu. Nah kenapa ada data baru lagi? Jumlahnya 31 juta lagi," ugkap Mustafa.
Mustafa menjelaskan, hal tersebut dapat menyebabkan krisis yang tak berujung dalam proses pemilu. Dirinya menyebut Kemendagri dalam hal ini harus meningkatkan profesionalisme.
Baca Juga: Ingin Berat Badan Ideal Usai Melahirkan, Coba Cara Ini Yuk
Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso juga mengakui terkejut mendengar 31 juta pemilih belum terdaftar sebagai DPT. Menurutnya ada kejanggalan dalam proses penetapan tersebut.
"Kami semua terkejut, keanehah seperti petir di siang bolong, Kemendagri sodorkan 31 juta data, ini misterius. Dengan suara sebanyak itu, kami bisa memenangkan pemilu,” tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting