Suara.com - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai, realisasi program DP 0 rupiah tidak sesuai janji Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan saat berkampanye dalam Pilkada tahun 2017. Menurut Gembong, Anies gagal memberikan hunian yang layak bagi semua warga ibu kota.
Gembong mengatakan, saat berkampanye, Anies menyebutkan akan memberikan hunian yang layak bagi seluruh warga Jakarta.
Namun, kata dia, realisasinya adalah hanya warga berpenghasilan di atas upah minimum provinsi (UMP) yang bisa memiliki rumah dengan DP 0 rupiah.
"Sekarang setelah dijalankan, skemanya harus masyarakat berpenghasilan di atas UMP, berarti apa yang direalisasikan Pak Anies tidak sesuai yang dijanjikan ketika berkampanye," kata Gembong saat dihubungi, Rabu (17/10/2018).
Gembong menjelaskan, masalah mengenai janji rumah DP 0 rupiah semakin rumit ketika Anies menjanjikan warga miskin bisa memiliki rumah susun sewa (rusunawa).
Rusunawa itu bisa didapatkan warga dengan melakukan cicilan pembayaran selama 20 tahun. Padahal, hal itu tidak diperbolehkan lantaran rusunawa merupakan aset milik Pemprov DKI.
"Persoalan ini menjadi ruwet bagi Anies karena persoalan janji, ia akan menyediakan rumah yang layak huni bagi warga DKI Jakarta. Pak Anies tidak mampu memberikan pilihan bagi warga DKI Jakarta, khususnya bagi mereka yang kurang mampu," ungkap Gembong.
Terlebih, Anies juga memangkas anggaran untuk pembangunan rusunawa lantaran dananya dialihkan untuk talangan program DP 0 rupiah.
Menurut Gembong, seharusnya Anies bisa memberikan pilihan alternatif bagi warga sehingga seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati program itu.
Baca Juga: KPK Sita Dokumen Izin Proyek Meikarta dari 4 Tempat Penggeledahan
"Kami Fraksi PDIP DPRD DKI mendorong Pak Anies memberikan pilihan kepada warga. Jangan orang dihadapkan kepada satu pilihan saja," pungkas Gembong.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, proyek rumah susun (rusun) DP 0 rupiah bukan diperuntukkan bagi warga miskin. Namun, proyek itu hanya diperuntukkan bagi warga dengan penghasilan menengah diatas upah minimum regional (UMR).
"Kami dari awal bilang kalau ini adalah program DP nol rupiah dengan menggunakan skema keuangan perbankan dan di situ ada minimalnya. Ada proporsi di mana penghasilan tidak boleh dipakai untuk menyicil," ungkap Anies.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah
 - 
            
              Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue
 - 
            
              Misteri 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Kwitang, Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus