Suara.com - Badan antariksa nasional Rusia merencanakan mengirim tim dengan misi mencapai permukaan Bulan, untuk membuktikan apakah pendaratan astronot Amerika Serikat di sana benar-benar terjadi atau hoaks alias bohong.
Kepala Roscosmos—badan antariksa Rusia—Dmitry Rogozin menyatakan rencana tersebut saat berbincang debgan Presiden Moldova Igor Dodon dan videonya diunggah ke akun Twitter miliknya.
Dalam video tersebut, seperti yang dikutip The Independent, Senin (26/11/2018), Rogozin mengatakan kepada Igor Dodon bahwa Rusia akan membuktikan apakah program Apollo NASA benar-benar membawa manusia ke Bulan pada tahun 1960-an hingga tahun1970-an.
"Kami telah menetapkan tujuan ini, yakni terbang ke Bulan dan memverifikasi apakah orang-orang Amerika itu benar pernah ada di sana atau tidak,” jelasnya dalam video tersebut.
Amerika Serikat selalu mengklaim, enam misi pesawat ulang-alik berawak NASA sukses membawa manusia ke permukaan Bulan.
Mereka mehklaim, misi itu sukses dimulai dengan astronot Neil Armstrong dan Buzz Aldrin yang berjalan di Bulan pada Juli 1969.
Setelahnya, Desember 1972, AS juga mengklaim sukses mengirim astronot Gene Cernan dan Jack Schmitt berjalan di permukaan Bulan.
Klaim tersebut sarat dengan teori konspirasi. Pada 2015, seorang mantan juru bicara Komite Investigasi Rusia, Vladimir Markin, menyerukan penyelidikan atas pendaratan NASA di Bulan.
Vladimir Markin kala itu mengatakan, penyelidikan harus dilakukan karena AS mengklaim rekaman asli pendaratan di Bulan tahun 1969 hilang. AS juga mengklaim batu-batu yang dibawa dari Bulan turut hilang.
Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut Keuntungan Untuk Prabowo Kalau Didukung Elit
"Kami tidak berpendapat bahwa mereka tidak terbang (ke Bulan), dan hanya membuat film tentang itu," tulisnya dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh surat kabar Rusia Izvestia.
“Tetapi semua artefak ilmiah ini, atau mungkin budaya, adalah bagian dari warisan kemanusiaan, dan hilangnya mereka tanpa jejak adalah kerugian kita bersama. Investigasi akan mengungkapkan apa yang terjadi.”
Rusia, ketika masih tergabung dalam Uni Soviet, menyetop program penerbangan ke Bulan sejak medio 1970-an, setelah 4 roket eksperimental meledak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK