Suara.com - BAZNAS Rumah Batik dan Tenun Indonesia, sebuah program pemberdayaan untuk para perajin kain tradisional di berbagai daerah diluncurkan di sela pagelaran Ecofashion Week di Gedung Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu (1/12/2018).
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Mohd Nasir Tajang mengatakan, Rumah Batik dan Tenun Indonesia menjadi marketing board bagi program-program pemberdayaan kain berbasis dana zakat, infak dan sedekah yang dilaksanakan oleh BAZNAS.
Melalui program Zakat Community Development, BAZNAS tengah mengembangkan kain tradisional di tiga wilayah, yakni batik di Tuban, Jawa Timur, kain tenun di Ende NTT dan songket di Sambas, Kalimantan Barat, bekerja sama dengan Sahabat Pulau. Program pemberdayaan ini meliputi bantuan dan pendampingan pada tiga aspek penting usaha, yakni modal, produksi dan pemasaran.
"Ende merupakan daerah wisata yang terkenal dengan tenunnya, tetapi hingga saat ini masih banyak mama -mama pembuat tenun yang hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga BAZNAS bersama komunitas Sahabat Pulau Indonesia mencoba menginisiasi program pemberdayaan untuk mama mama pengrajin tenun di salah satu desa wilayah Ende, yaitu desa Mbuliloo," katanya.
Selama beberapa bulan dilakukan pembinaan pengrajin tenun, dengan menggunakan benang khusus dan tema khusus sesuai permintaan konsumen yang sedikit dimodifikasi lebih trendi. Pewarna alam yang digunakan seperti kunyit, indigo dan kulit kayu membuatnya memiliki nilai lebih dalam khasanah fashion tradisional.
Di Tubab, pemberdayaan diberikan kepada ibu-ibu buruh batik cap dengan penghasilan maksimal Rp30 ribu sehari. BAZNAS mendorong mereka lebih mandiri dengan melakukan pelatihan membatik tulis menggunakan canting, pelatihan pengenalan motif dan membuat pola, pelatihan pembuatan pewarna alam dari tanaman indigo dan tingi serta pengenalan motif khas Sumurgung.
Perajin di Desa Jirak, Kecamatan Sajad
Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, BAZNAS membantu dan mendampingi 20 buruh tenun untuk dapat mandiri dan memiliki usaha tenun sendiri.
BAZNAS membantu pelatihan dasar , pelatihan oembuatan motif (ngane), pelatihan pembuatan kain songket, peralatan dan bahan tenun, pembinaan dan pendampingan hingga pemasaran ke negeri tetangga, Malaysia.
Dengan bantuan yang diberikan sejak Desember 2017, masyarakat yang awalnya hanya memperoleh upah Rp200 ribu per kain, kini mendapatkan penghasilan Rp1 juta tiap kain. Dalam sebulan, para perajin dapat menghasilkan dua lembar kain songket.
Baca Juga: BAZNAS Pamerkan Pemberdayaan Batik di Eco Fashion Week
Sebanyak 20 kain karya perajin dari Tuban dan Ende binaan BAZNAS ditampilkan oleh model profesional dalam sesi fashion show di Ecofashion week. Keikutsertaan produk-produk ini dalam Ecofashion Week 2018 menjadi salah satu upaya BAZNAS untuk mengangkat ke level pemasaran nasional, bahkan internasional.
Dengan partisipasi dalam acara seperti ini, akan banyak kesempatan bermitra dengan banyak pihak di level profesional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional