Suara.com - Ribuan e-KTP yang ditemukan di kawasan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, merupakan edisi pertama yang diterbitkan pada tahun 2011, 2012, dan 2013. Dengan demikian, e-KTP tersebut sudah tidak berlaku lagi, karena edisi terbarunya pada tahun 2014 yang berlaku untuk seumur hidup yang sekarang digunakan.
Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakkrulloh menerangkan, ada beberapa perbedaan antara e-KTP edisi pertama dan kedua dalam proses pembuatan dan distrubusinya.
"Itu e-KTP yang dicetak 2011, 2012 dan 2013, inilah e-KTP generasi pertama yang dicetak oleh konsorsium PNRI dan langsung didistribusikan pertama kali. Ini generasi pertama," ujar Arif di Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Sedangakan untuk generasi kedua terdapat beberapa tahap dalam penyebaranya. Distribusi e-KTP tidak langsung dari vendor kepada masyarakat, melainkan melalui beberapa jajaran di Dukcapil.
"Generasi kedua, mulai akhir tahun 2014 blankonya didistribusi dari sebuah perusahaan ke Dukcapil berupa blanko. Lalu dari Dukcapil dikirim ke Dinas Dukcapil juga berupa blanko, lalu dikirim ke masyarakat berupa e-KTP," terangnya.
Menurut Arif, e-KTP edisi pertama itu seharusnya sudah dimusnahkan. Pemusnahan e-KTP edisi pertama sudah dilaksanakan mulai tahun 2017 lalu.
"Hanya yang kita pastikan adalah semua temuan blanko yang disimpan di dalam Kemendagri sudah dipotong pada Mei 2017, semua KTP rusak, invalid dan blanko-blanko rusak sudah dipotong pada bulan Mei 2017," jelasnya.
Arif kemudian menduga ada oknum tertentu yang sengaja menyimpan dan membuang e-KTP edisi lama tersebut.
Kemendagri, kata dia, siap membantu pihak polisi untuk mengungkap pelaku yang diduga dengan sengaja membuang e-KTP kadaluarsa di tahun politik.
Baca Juga: Truk Pengangkut Beras Hantam 9 Kendaraan, Empat Orang Tewas
"Kami sedang melakukan penyelidikan bersama teman teman di Polri untuk mengetahui darimana sumber e-KTP yang dibuang ini. Kami menyebutkan ini adalah e-KTP yang dibuang, bukan tercecer, karena ini sengaja memang sengaja dibuang," jelas dia.
Dari hasil perhitungan di Mapolsek Duren Sawit, awalnya jumlah e-KTP disebut sebanyak 1.706 buah.
Berita Terkait
-
Temuan Sekarung e-KTP di Jalan, Kemendagri: Memang Sengaja Dibuang
-
Mendagri Curiga Pelaku Kasus E-KTP Tercecer Pelakunya Sama
-
Ketua DPR : Sistem Pemilu di Indonesia Harusnya Pakai e-Voting
-
Polisi Akan Hancurkan 2.000 e-KTP Tercecer di Pondok Kopi
-
Tumpukan e-KTP Tercecer di Pondok Kopi akan Dimusnahkan
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
KPK Terbitkan Sprindik Baru dalam Kasus Korupsi Minyak Mentah dan Produk Kilang Pertamina-Petral
-
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid, Jadi Operasi Tangkap Tangan Keenam di 2025
-
BREAKING NEWS! KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Prabowo Pastikan Negara Hadir, APBN Siap Bantu Bayar Utang Whoosh?
-
Tito Karnavian: Rp210 T untuk Hidupkan Ekonomi Desa Lewat Kopdeskel Merah Putih
-
Geger Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Saat Mau Numpang Tidur di Masjid, Begini Kronologinya
-
Sosok Erni Yuniati: Dosen Muda di Jambi Tewas Mengenaskan, Pelakunya Oknum Polisi Muda Baru Lulus
-
3.000 Pelari Padati wondr Surabaya ITS Run 2025, BNI Dorong Ekonomi Lokal dan Budaya Hidup Sehat
-
Tegaskan IKN Tak Akan Jadi Kota Hantu, Menkeu: Jangan Denger Prediksi Orang Luar, Sering Salah Kok
-
Setara Institute Sebut Upaya Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Sengaja Dilakukan Pemerintah