Suara.com - Beberapa hari lalu, Indonesia kembali dikejutkan dengan hantaman gelombang tsunami Selat Sunda yang menyapu kawasan pesisir di Kabupaten Padeglang di Banten, dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12).
Hingga 24 Desember, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis mencatat jumlah korban sebanyak 281 orang meninggal, 1.016 luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang terpaksa mengungsi. Masing-masing korban tersebar di 5 titik kabupaten yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.
Tsunami yang diperkirakan terjadi karena peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini juga menyebabkan kerusakan pada 611 unit rumah, 69 penginapan dan 420 perahu.
Sejumlah ilmuwan mengingatkan untuk tetap waspada memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau yang belum stabil dan terus bergejolak.
''Kemungkinan tsunami susulan di Selat Sunda masih tinggi sebab Gunung Anak Krakatau tengah memasuki fase aktif,'' ujar Richard Teeuw, ilmuwan dari Portsmouth University, Inggris, seperti dikutip Guideku.com dari AFP.
Tak hanya itu, para ilmuwan pun mengkhawatirkan kemungkinan terburuk seperti letusan gunung berapi di dalam laut yang dapat meningkatkan volume air dan menghasilkan gelombang tsunami menilik laman International Tsunami Information Center UNESCO.
Dalam sejarahnya, Gunung Krakatau tercatat pernah memberikan andil letusan gunung api laut terbesar dalam sejarah Indonesia pada 26 Agustus 1883. Letusan tersebut menghasilkan gelombang pasang setinggi 41 meter dan menewaskan lebih dari 35 ribu jiwa.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau pun terus dipantau sejak Juni 2018. Tercatat dari Oktober hingga November 2018 Gunung Anak Krakatau menghasilkan sejumlah erupsi besar dan statusnya bergeser menjadi waspada.
Gunung yang berada dalam fase pertumbuhan inimengalami pertumbuhan tinggi 4 hingga 6 meter setiap tahunnya.
Baca Juga: Tsunami Selat Sunda, Jalan dari Tanjung Lesung ke Ujung Kulon Terputus
Sumber : Guideku.com
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Satpol PP Akan Bongkar 179 Bangunan Liar di Sepanjang Akses Tol Karawang Barat
-
Viral Todongkan Sajam di Tambora, Penjambret Diringkus Polisi Saat Tertidur Pulas
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya