Suara.com - Erwan (34) seorang nelayan asal Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten seketika terkejut mendapati rumahnya hancur. Awalnya ia tak tahu kalau ternyata rumahnya hancur akibat diterjang tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Ia memang tak tahu, Sabtu malam itu menjadi tragedi yang tak terlupakan bagi warga di desanya. Gelombang air laut tiba-tiba datang menerjang dan menghancurkan banyak rumah maupun material lain di desanya.
Beberapa jam sebelum tsunami menerjang, pada Sabtu sore sekitar pukul 16.30 WIB, Erwan bersama tujuh nelayan lainnya seperti biasa bersiap pergi melaut di dekat Pulau Umang.
Erwan mengungkapkan, sepanjang waktu saat ada di tengah laut tidak ada hal atau pertanda mengkhawatirkan baginya. Sebab, ketika itu cuaca cukup baik dan ombak pun tidak terlalu kencang.
Hanya saja, beberapa kali ia mendengar aktivitas letupan dari Gunung Anak Krakatau. Hanya saja, letusan seperti itu sudah kerap kali ia dengar sehingga menjadi hal yang biasa di telinganya.
"Waktu kejadian tsunami itu saya lagi di tengah (laut), awalnya mah enggak tahu kalau ada tsunami. Di laut itu biasa saja, enggak ada kejadian apa-apa, cuaca bagus arus juga enggak terlalu besar. Anak Gunung Krakatau aja aktif, ada suara-suara letusan gitu kaya biasa aja," tutur Erwan saat di temui di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Selasa (25/12/2018).
Kemudian, Sabtu malam sekitar pukul 22.30 WIB Erwan bersama teman-temannya memutuskan untuk kembali ke rumah. Ketika itu, kejanggalan mulai dirasakan Erwan tak kala mulai mendekati pesisir pantai Sumur.
Suasannya tak seperti biasa, gelap gulita nyaris tak ada cahaya. Hal itu menimbulkan banyak tanya bagi Erwan. Sebab, sekalipun ada pemadaman listrik, suasana tak akan segelam pada Sabtu malam itu.
"Pokoknya itu gelap gulita. Nah waktu saya sampai pesisir ternyata semua sudah berantakan, hancur semua udah enggak ada orang sama sekali," tuturnya.
Baca Juga: BMKG Kini Punya Aplikasi Pantau Aktivitas Gunung Anak Krakatau
Melihat desanya telah hancur, seketika Erwan dan tujuh temannya panik bukan main. Mereka langsung bergegas melihat rumahnya masing-masing untuk memastikan keadaan keluarga.
"Kita langsung cek rumah lihat takut ada keluarga yang kenapa-napa, tapi ternyata udah enggak ada siapa-siapa rumah juga sudah hancur sebagian," ucapnya.
Diketahui, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu wilayah yang terdampak cukup parah akibat tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018).
Pemukiman warga yang berjarak sangat dekat dengan bibir pantai membuat sebagian rumah yang dibangun semi permanen itu tampak hancur.
Dari pantauan Suara.com, diperlukan waktu sekitar lebih dari 3 jam perjalanan yang ditempuh dari alun-alun Pandeglang untuk menuju wilayah Kecamatan Sumur. Hujan yang tak henti-hentinya memgguyur sebagain wilayah Banten membuat beberapa kendaraan yang hendak membawa bantuan ke wilayah Sumur menjadi kesulitan.
Di samping itu, tampak puing-puing reruntuhan bangunan yang masih berserakan. Perahu-perahu nelayan pun tampak terseret ombak hingga ke tengah pemukiman.
Saat ini, sebagian besar warga Desa Sumber Jaya lebih memilih untuk mengungsi ke daerah perkampungan sekitar yang terletak di perbukitan. Meski bantuan berupa makanan dan minuman telah masuk ke daerah tersebut, mereka masih merasa khawatir mengingat masih adanya potensi terjadinya gelombang tinggi.
Berita Terkait
-
Cerita Dorce Gamalama Saat Terjun ke Lokasi Bencana Tsunami Banten
-
Sempat Dilarikan ke RSUD, WN Malaysia Korban Tsunami Alami Memar
-
Fakta Mendalam soal Pantai Bagi Kisah Asmara Ifan Seventeen
-
Mau Bangun Rumah untuk Korban Tsunami, Pemerintah Bingung Lokasinya
-
Avina Korban Tsunami Tempati Makam yang Ia Pesan untuk Ibunya
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Pemerintah Beri Jawaban Tegas Soal Usulan Ganti MBG Dengan Pemberian Uang ke Ortu, Apa Katanya?
-
Bahlil Sebut Swasta Setuju Impor BBM Lewat Pertamina, Syaratnya Sama-Sama Cengli
-
Viral Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo Ngaku Jalan-Jalan Pakai Uang Negara: Kita Rampok Saja!
-
Lawan Arah Pakai Strobo, Heboh Sopir Pajero D 135 DI Dicegat Pemobil Lain: Ayo Lho Gue Viralin!
-
Tundukkan Kepala! Istana Minta Maaf Atas Tragedi Keracunan MBG, Janji Dapur Program Diaudit Total
-
Alasan Penggugat Minta Gibran Ganti Rugi Rp125 Triliun soal Ijazah SMA
-
Pelican Crossing Cikini Diapresiasi Warga dan Pengamat
-
Yurike Sanger Istri Ke-7 Soekarno Wafat di Amerika, Terungkap Penyebab Wafatnya Sang 'Yuri Sayang'
-
Pemerintah Tetapkan 17 Hari Libur Nasional dan 8 Hari Cuti Bersama Tahun 2026, Catat Tanggalnya
-
Resmi Diumumkan, Ini Dia 8 Hari Cuti Bersama 2026, Siap-siap Atur Jadwal Libur Panjang dari Sekarang