Suara.com - Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said menyatakan tidak risau atas peredaran ribuan eksemplar Tabloid Indonesia Barokah di sejumlah masjid di Ciamis, Tasikmalaya hingga ke Sukabumi, Jawa Barat.
Tabloid Indonesia Barokah berisi tulisan yang diduga menyudutkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Sudirman Said mengatakan, penyebaran tabloid berisi fitnah yang menyudutkan paslon tertentu merupakan cara primitif dan bertentangan dengan prinsip Prabowo-Sandiaga yang menganggap pesta demokrasi sebagai ajang memberikan pendidikan politik bagi rakyat.
"Biar masyarakat lihat deh, itu cara-cara primitif menurut saya dan sudah dari awal saya mengatakan, ayo kita adu gagasan, adu kebaikan, adu pesan-pesan baik, jangan menyebarkan hal begitu. Biar masyarakat menilai. Nggak mungkin kan kita bikin sendiri, yang bikin kan pasti orang lain. Jadi biar saja," kata Sudirman seperti dilansir Antara.
Dia menjelaskan bahwa peredaran Tabloid Indonesia Barokah tidak akan menggembosi elektabilitas Prabowo-Sandi di pilpres 2019 nanti.
"Justru sebaliknya, pihak yang menyerang Prabowo-Sandiaga dengan membabi-buta adalah pihak yang takut kalah," kata Sudirman.
Menurutnya, masyarakat sudah cukup cerdas, karena tabloid bukan satu-satunya sumber bacaan. Mereka nonton tv, punya medsos, punya akses kepada jejaring internet, jadi pihaknya tidak terlalu khawatir dengan hal itu.
"Kalau menyerang terlalu bombastis, yang menyerang itu tanda-tanda tidak secure. Saya pernah dengar penuturan seorang ahli perilaku hewan. Hewan yang menyerang itu, tanda hewan itu sedang tidak nyaman, sedang tidak aman. Jadi melakukan tindakan begitu," imbuh Sudirman.
Berita Terkait
-
Takut Pendukung Belok ke Prabowo, Tim Jokowi Akan Kampanye Door to Door
-
Survei Indikator: 14,1 Persen Massa Partai Gerindra Dukung Jokowi - Ma'ruf
-
Survei Indikator: Massa Partai Koalisi Jokowi dan Prabowo Saling Membelot
-
Survei Indikator: Basis Pemilih Jokowi - Maruf Amin Tak Solid dan Terpecah
-
Survei Indikator: 28,2 Persen Basis Pemilih Prabowo Dukung Jokowi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO