Suara.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno ikut menanggapi soal foto hakim mengenakan toga merah berpose dua jari beredar di media sosial. Terkait itu, Sandiaga justru mengungkit sejumlah kepala daerah yang mengacungkan satu jari.
Menurut Sandiaga, keputusan masyarakat yang menentukan pilihannya di Pemilu 2019 merupakan hal yang biasa. Termasuk dengan cara pose satu jari atau dua jari.
"Banyak juga kan kepala-kepala daerah yang berpose, ada yang berpose dua jari ada yang berpose satu jari itu merupakan kebebasan mereka dalam menentukan pilihan," kata Sandiaga di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2019).
Melihat banyak masyarakat mengungkapkan arah pilihannya di Pilpres 2019 sambil mengenakan seragamnya masing-masing, Sandiaga meminta seluruh pihak untuk menyikapinya secara dewasa.
Mantan Wagub DKI Jakarta ini tidak ingin apabila kebebasan masyarakat berekspresi seperti itu harus berakhir di jalur hukum. Pasalnya, hal tersebut justru akan merangsang para masyarakat untuk semakin berani berpose satu jari atau dua jari.
"Kalau semuanya akhirnya harus dilaporkan dan dikriminalisasi ini akan menjadi gelombang malah menjadi satu tantangan bagi mereka. Semakin I dare you, gitu loh. Mereka semakin berani, bilang ayo ah, biarin," pungkasnya.
Untuk diketahui, beredar sebuah foto yang menunjukkan sepuluh hakim memakai toga tersebar di media sosial. Foto itu hangat diperbicangkan warganet lantaran para hakim tersebut berpose 'dua jari', simbol pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pemilu 2019.
Pose itu tidak ditunjukkan oleh seluruh hakim. Sebagian dari mereka ada yang mengepalkan tangan maupun mengacungkan jempol.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap SBY, Ani Yudhoyono Sakit Kanker Darah
Berita Terkait
-
Ikut Deklarasi Dukung Jokowi, Wakil Walkot Semarang Dicecar 24 Pertanyaan
-
Prabowo - Sandiaga Akan Jadikan Ulama Penasihat, Jika Menang Pilpres 2019
-
Tantan Teriak Dukung Prabowo di Ruang Sidang UN Ternyata Langgar Aturan
-
Sudah Lama Tak Bertemu, Ridwan Kamil Rindu dengan Ma'ruf Amin
-
Ajakan Polisi Jaga Persatuan Berbuah Sindiran BPN Prabowo - Sandiaga
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO