Suara.com - Partai NasDem mengecam beredarnya Kampanye Kondom Jokowi - Maruf. Dalam kampanye hitam itu terlihat foto alat kontrasepsi atau kondom bergambar pasangan capres - cawapres Jokowi - Maruf Amin di media sosial.
Polisi diminta mengungkapnya. Selain itu mengusut penyebaran foto tersebut. Wakil Sekjen Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim mengatakan beredarnya foto kampanye kondom Jokowi - Maruf Amin di media sosial merupakan kampanye hitam. Penyebaran foto diduga kuat dilakukan secara sengaja untuk merusak citra Jokowi - Maruf Amin.
"Cara-cara biadab dan tidak beretika seperti itu tidak bisa ditoleransi. Harus dibasmi. Tidak boleh berkembang menjadi budaya politik di Indonesia," tegas Hermawi di Jakarta, Minggu (10/3/2019).
NasDem mengecam keras perilaku kampanye tersebut. Kampanye model itu sudah tergolong hitam dan kotor dengan niat menjatuhkan lawan.
Partai NasDem sendiri mencurigai, praktik kampanye itu tidak hanya merusak citra pasangan calon nomor urut 01, tetapi berniat memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa. Bukan tidak mungkin cara-cara seperti itu akan membangkitkan fanatisme pasangan calon kemudian masyarakat diadu domba dan pecah belah.
"Siapa pun pelakunya harus dihukum. Kalau pun rakyat biasa, tetap harus diproses. Jangan sampai dimaafkan dengan alasan mereka hanya diperalat," tegas Hermawi.
Ia menambahkan pemilihan umum, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden merupakan wahana demokrasi yang bermoral, beretika dan jauh dari praktik-praktik kebiadaban. Masa kampanye, khususnya pilpres, harus menjadi momentum pemaparan program, visi dan misi para kandidat agar publik mempunyai gambaran mengenai para calon pemimpin.
"Bukannya merusak sendi-sendi demokrasi dengan cara menyebarkan fitnah yang keji tidak bermoral seperti ini," kata Hermawi.
NasDem mengingatkan agar aturan hukum dan etika di atas segalanya. Pertarungan kontestasi harus dalam bingkai aturan dan kaidah demokrasi.
Baca Juga: Beredar Foto Kondom Bergambar Jokowi - Ma'ruf, TKN: Sudah Keterlaluan!
"Kita harus menjaga agar kontestasi ini berjalan di dalam koridor demokrasi dan aturan hukum. Sekali kita bermain fitnah, menyebarkan hoaks dan sejenisnya, pihak ke tiga atau ke empat akan dengan mudah menumpangnya. Kita yang saling tuding, saling tuduh," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Curhat Jokowi : Berita Hoaks Bikin Elektabilitas Turun di Beberapa Daerah
-
Jokowi saat Kampanye : Anda Tahu Kan Unicorn, yang Online-online Itu!
-
Pengamat : Pola Pikir terhadap Petahana Jangan Hitam dan Putih!
-
Beredar Foto Kondom Bergambar Jokowi - Ma'ruf, TKN: Sudah Keterlaluan!
-
Satu Mobil dengan Jokowi, Raffi Ahmad Keringat Dingin
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Israel Bom Ibu Kota Qatar
-
Cerita SMA Negeri 4 Mataram Soal Chromebook Era Nadiem Makarim : Tak Ada Office-nya
-
Warga Makassar Gugat Polda Sulsel Rp800 Miliar
-
RUU Anti-Flexing Ahmad Dhani Disambut Skeptis Golkar: Cukup Diatur Fraksi, Tak Perlu UU
-
Jhon Sitorus Sindir Purbaya: Si Paling Tahu Keuangan Negara
-
Bahlil Kumpulkan Fraksi Golkar di DPR, Beri Arahan Khusus: Harus Peka Kondisi Masyarakat
-
Perusuh Memasuki Kediaman Presiden Nepal
-
Kenapa Publik Kini Bersimpati pada Sri Mulyani: Dianggap Karyawan Terbaik Didepak Bos?
-
DPR Soroti Efektivitas Dana Desa, Pertanyakan Jumlah Kades Dipenjara dan Biaya Politik Miliaran
-
Mendadak Viral, Anak Menkeu Klaim Modal Nabung Jadi Miliarder di Usia 18 Tahun