Suara.com - Ketua Fraksi PKS DPRD Jakarta Abdurahman Suhaimi mempertanyakan keabsahan dari keputusan Gubernur Anies Baswedan dan Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi terkait penetapan tarif Moda Raya Terpadu atau MRT. Suhaimi kemudian ingin melihat surat atau dokumen keputusan tersebut.
"Dilihat dulu dokumennya, asli atau tidak," kata Suhaimi saat dihubungi, Rabu (27/3/2019).
Menurut Suhaimi, keputusan yang diambil setelah Anies mendadak mengunjungi ruang kerja Prasetio di Gedung DPRD Lantai 10, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada Selasa (26/3/2019) tersebut tidak sesuai dengan birokrasi pemerintahan.
Suhaimi menganggap jika keputusan tersebut diambil secara sepihak antara Anies dengan Prasetio maka sama saja dengan menganulir keputusan Rapat Pimpinan Gabungan yang diketok palu oleh Prasetio bahwa tarif MRT rata-rata Rp 8.500 per 10 kilometer.
"Saya kira enggak sesuai mekanisme. Kalau mau dianulir hasilnya itu harus melalui Rapimgab lagi," ucap Suhaimi.
Ia menganggap keputusan itu belum final dan pihaknya di Komisi B tetap berpegang pada pandangannya bahwa tarif MRT harus digratiskan bagi warga DKI Jakarta.
"Hitungan kami bisa cukup anggaran sampai akhir tahun gratis. Kita juga sudah kirim surat rekomendasi ke pak Ketua (Prasetyo) tentang usulan gratis itu," ungkap Suhaimi.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi telah memastikan tarif Moda Raya Terpadu atau MRT dengan tarif MRT rata-rata Rp 8.500. Keputusan ini dipastikan setelah keduanya menggelar pertemuan tertutup pada Selasa (26/3/2019) kemarin.
Anies mengatakan pertemuan yang digelar di kantor ketua DPRD DKI lantai 10 tersebut menghasilkan kesepakatan tarif rata-rata MRT Rp 8.500, dengan perhitungan jarak terjauh dari Stasiun Lebak Bulus ke Bundaran HI adalah Rp 14.000.
Baca Juga: KASN Sebut 90 Persen Kementerian Era Jokowi Diduga Jual Beli Jabatan
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
Urai Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan, Menteri Mukhtarudin Siapkan Langkah Strategis
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?