Suara.com - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak mempertanyakan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi yang tak membuka barang bukti amplop serangan fajar milik politisi Golkar Bowo Sidik Pangarso. Dahnil mencurigai isi amplop ini muncul kode capres tertentu.
Pernyataan ini diutarakan oleh Dahnil melalui Twitter @dahnilanzar menyusul ditangkapnya Bowo dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. KPK mengamankan barangbukti uang tunai sejumlah Rp 8 miliar yang disimpan dalam 400 ribu amplop.
“Saya apresiasi OTT terhadap politisi Golkar, tapi bu Basaria @KPK_RI kenapa tidak dibuka dan tunjukkan 400 ribu amplop-amplop yang berisi uang @0 ribuan dan 50 ribuan yang diduga ada cap jempolnya itu?” kata Dahnil seperti dikutip Suara.com, Jumat (29/3/2019).
Dahnil pun semakin curiga lantaran KPK tidak membeberkan satu per satu amplop yang sudah berisi uang pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu. Dahnil sangat yakin amplop itu sudah berisi kode capres tertentu sehingga seharusnya dibuka agar publik mengetahui kebenarannya.
“Kebiasaan @KPK_RI ketika konpres membuka barang bukti, kenapa Bu Basaria melarang membuka barang bukti termasuk 400 ribu amplop2 yang sudah ada kode2 capres tert4entu tersebut. Publik perlu tahu,” ungkap Dahnil.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan memastikan uang sebesar Rp 8 miliar yang sudah dimasukkan dalam 400 ribu amplop terpisah itu digunakan oleh Bowo untuk kepentingan serangan fajar pada pemilihan anggota legislative nanti. Basaria memastikan amplop itu tidak ada kaitannya dengan Pilpres.
“Untuk sementara dari hasil tim kami, beliau mengatakan bahwa saya ini memang dalam rangka kepentingan logistik pencalonan dia sendiri sebagai anggota DPR, dia akan maju kembali. Jadi, tidak ada keterlibatan tim sukses yang lainnya,” kata Basaria.
Bowo Sidik Pangarso pun telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan suap terkait kerjasama pengangkutan pelayaran. Bowo diduga menerima suap dari Manajer Pemasaran PT Humpuss Transportasi Kimia Asty Winasti.
Baca Juga: Geledah Kantor PT Inersia, KPK Sita Dokumen di Kantor Milik Bowo Sidik
Berita Terkait
-
Geledah Kantor PT Inersia, KPK Sita Dokumen di Kantor Milik Bowo Sidik
-
Ini Alasan KPK Tak Buka Amplop Bowo Sidik untuk Serangan Fajar di Pemilu
-
KPK: Uang Rp 8 M di OTT Bowo Sidik Tak Berkaitan dengan Pilpres 2019
-
Bertemu Dahnil Anzar di Rumah Makan, Ketua KPU Pariaman Disidang DKPP
-
Bukan Cuma Bowo, KPK Endus Ada Caleg Lain Siap-siap Lakukan Serangan Fajar
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polisi Lepas Maling Motor di Cikarang Langgar Prosedur? Ini Kata Propam
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026