Suara.com -
Keluarga Audrey alias AU (14), siswi korban penganiayaan oleh 12 siswa SMA di Pontianak, Kalimantan Barat merasa ada kejanggalan dari temuan polisi. Sebab, dari hasil visum rumah sakit, polisi tak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh Audrey.
"Saat mendengar hasil visum keluarga bingung karenakan korban ada dibenturkan kepalanya ke aspal, dipukul ditendang," kata Daniel Edward Tangkau, pengacara keluarga korban seperti dikutip Suarakalbar.com--jaringan Suara.com, Kamis (11/4/2019).
Dari hal ini, kata dia, keluarga meminta agar polisi melakukan visum ulang terhadap korban.
"Hal ini yang harus dibuktikan, untuk itu kami meminta pihak kepolisian untuk mengulang hasil visum. Belum ada kata menerima atau menolak, tetapi meminta visum ulang," kata dia.
Menurutnya keluarga juga merasa heran karena hasil visum sama sekali belum diberikan kepada keluarga. Karena kondisi keluarga saat ini, diakui Daniel bahwa keluarga masih syok dan trauma akibat pemberitaan viral yang menuju pada AU.
"Keluarga masih bingung dengan hasil visum sementara keluarga masih trauma sementara kondisi AU sendiri masih sakit sehingga masih dirawat di RS," jelasnya.
Ia kembali menjelaskan terkait hasil visum pihak keluarga korban akan meminta hasilnya karena hingga detik ini keluarga belum mendapatkan hasil visum langsung dari pihak kepolisian.
"Kami minta pihak kepolisian profesional menangani hal ini karena kami pihak advokat sama sekali tidak bisa mengintervensi sehingga kami berharap penuh atas upaya pihak Kepolisian dalam menangani kasus ini," kata dia.
Dalam kasus ini, polisi baru menetapkan tiga tersangka dari 12 siswi SMA yang diduga terlibat dalam kasus penganiayan terhadap Audrey. Mereka adalah F, TPP, dan NNA. Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, ketiga tersangka yang merupakan para siswi SMA ini belum ditahan.
Baca Juga: Polres Blitar Bagikan SIM C Gratis Kepada 12 Pelajar, Ini Ceritanya
Sebelumnya, Audrey dikeroyok oleh 12 orang termasuk F, TPP dan NNA dikarenakan konflik mengenai teman pria dan unggahan di media sosial.
Peristiwa penganiayaan bermula ketika para pelaku menjemput korban di rumahnya. Para pelaku membujuk korban bertemu dengan alasan membicarakan sesuatu. Kemudian korban dibawa ke sebuah tempat di Jalan Sulawesi, Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan lalu diinterogasi dan dianiaya di tempat tersebut.
Selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya. Target pengeroyokan diduga bukanlah A, namun kakak sepupunya.
Tag
Berita Terkait
-
Siswi SMA Pengeroyok Audrey Diminta Tak Dijebloskan ke Lapas
-
Kasus Kekerasan Terhadap Audrey, Psikolog Ungkap 2 Pemicu Kekerasan
-
Nikita Mirzani Akui Sindir Ifan Seventeen Cs soal Kasus Audrey
-
Beri Dukungan, Ria Ricis Bawa Banyak Boneka Untuk Audrey
-
Kabar Terakhir Audrey, Korban Bully dan Pengeroyokan Gadis SMA
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO