Suara.com - Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menggelar rapat pleno untuk menyikapi kondisi pasca Pemilu 2019. Hasilnya, MUI meminta seluruh pihak untuk percaya kepada penyelenggara pemilu yakni KPU dan tidak saling menaruh curiga.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am Sholeh menjelaskan bahwa dalam rapat pleno itu telah disepakati bahwa pentingnya seluruh elemen masyarakat Indonesia tetap menjaga persatuan setelah Pemilu 2019 berakhir.
Selain itu, dari hasil rapat itu juga menyampaikan bahwa seluruh pihak sedianya bisa menghormati KPU sebagai penyelenggara pemilu yang masih bekerja menjalankan tugasnya.
"Mempercayakan kepada lembaga yang memiliki kewenangan dan kompetensi untuk menjalankan tugas secara baik terkait dengan proses pemilu hingga tuntas," kata Asrorun melalui keterangan tertulisnya yang diterima Suara.com, Kamis (2/5/2019).
"Jangan saling curiga serta menyebarkan informasi yang menyebabkan terjadinya keresahan di masyarakat. Jangan membangun opini menyesatkan yang melemahkan fungsi negara," sambungnya.
Asrorun menjelaskan apabila memang ada masyarakat yang tidak puas dengan hasil sementara dari penghitungan suara maupun keberatan dengan pelaksanaan pemilu bisa menyalurkannya melalui proses sudah ditentukan oleh aturan. Ia meminta kepada seluruh pihak untuk menggunakan cara-cara yang tidak sesuai dengan aturan hanya karena tidak puas dengan jalannya pemilu.
"Tidak boleh menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Tujuan yang baik harus dilakukan dengan cara yang baik, dan dampak yang ditimbulkan juga baik," ujarnya.
Tak hanya itu, Asrorun juga meminta kepada masyarakat untuk menggunakan hasil Ijtimak Ulama versi komisi fatwa MUI sebagai pedoman memandang strategis kebangsaan. Komisi Fatwa MUI telah menggelar Ijtima Ulama sebanyak empat kali sejak 2003.
Dari Ijtimak Ulama itu, komisi Fatwa MUI telah menetaskan fatwa soal Peneguhan Bentuk dan Eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 2006, kemudian fatwa tentang Prinsip-Prinsip Ajaran Islam Tentang Hubungan Antar Umat Beragama dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 2009, fatwa tentang Prinsip-Prinsip Pemerintahan Yang Baik Menurut Islam pada 2012 dan fatwa tentang Menjaga Eksistensi NKRI dan Kewajiban Bela Negara pada 2018.
Baca Juga: Moeldoko ke Rizieq: Jangan Bikin Masyarakat Makin Hilang Akal
Ijtimak Ulama Komisi Fatwa MUI diikuti oleh seluruh pimpinan komisi fatwa MUI se-Indonesia, pimpinan lembaga fatwa ormas Islam tingkat pusat, pimpinan pondok pesantren, pimpinan fakultas syariah PTAI, serta individu yang memiliki kompetensi di bidang hukum Islam.
"Lingkup pembahasan dalam forum Ijtimak Ulama adalah masalah-masalah keagamaan kontemporer untuk jadi panduan dan pegangan umat dan pemerintah, baik terkait dengan masalah strategis kebangsaan (masail asaiyyah wathaniyyah), masalah fikih kontemporer (masail fiqhiyyah muashirah), maupun masalah hukum dan perundang2an (masail qanuniyah)," tandasnya.
Berita Terkait
-
Moeldoko ke Rizieq: Jangan Bikin Masyarakat Makin Hilang Akal
-
KPU ke Ijtimak Ulama III: Kami Tidak Bisa Ditekan Siapapun, Kami Tunduk UU
-
Ijtimak Ulama III Digelar Tim Prabowo, TKN: Umat Mana yang Mereka Wakili?
-
Bachtiar Nasir: Ijtimak Ulama Redam Kekecewaan Umat karena Pilpres Curang
-
Rekomendasi Ijtima Ulama III: Desak Bawaslu dan KPU Diskualifikasi Jokowi
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
Terkini
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Anak SD Diduga Bunuh Ibu di Medan: Kejanggalan Kasus dan Mengapa Polisi Sangat Berhati-hati
-
OTT KPK di Bekasi: Bupati Ade Kuswara Diduga Terima Suap Proyek
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
KPK Sebut Tak Targetkan 3 OTT Dalam Sehari: Transaksi Terjadi Bersamaan
-
Penanganan Bencana Sumatra Masuki Fase Transisi, Pembangunan Hunian Dikebut
-
Salurkan Beasiswa PIP di Curup, Ketua DPD RI: Presiden Sungguh-Sungguh Tingkatkan Kualitas SDM
-
UMP Sumut Tahun 2026 Naik 7,9 Persen Jadi Rp 3.228.971
-
KPK Prihatin Tangkap Sejumlah Jaksa dalam Tiga OTT Beruntun