Suara.com - Setidaknya 34 orang dilaporkan tewas akibat Topan Fani yang menghantam negara bagian Odisha, India. Topan Fani yang menghantam negara bagian Odisha sejak Jumat pagi pekan lalu itu juga menyebabkan bangunan roboh dan banjir di sejumlah area.
Pusat Keadaan Darurat Odisha mengungkapkan dalam sebuah pernyataan, 34 orang tewas di seluruh wilayah negara bagian tersebut, 21 orang di antaranya dari kota Puri, demikian sebagaimana dilansir kantor berita Anadolu, Selasa (7/5/2019).
Kerusakan terbesar akibat badai tersebut dirasakan di kota Puri. Lebih dari seribu pusat kesehatan dan sekitar 5.800 sekolah di tingkat negara bagian tersebut rusak akibat badai itu.
Badai yang menghantam 14.835 desa itu memusnahkan sekitar 17.280 hewan.
Juru Bicara Kepala Pemerintah India, Sitanshu Kar, mengungkapkan sebanyak sedikitnya 160 orang terluka.
“Kerusakan akibat topan sangat masif. Bangunan, jalan, jaringan listrik dan telepon rusak,” kata Komisaris Bantuan Khusus Odisha Bishnupada Sethi kepada kantor berita Anadolu.
Perdana Menteri Negara Bagian Odisha Naveen Patnaik mengungkapkan, pemerintah akan memberikan santunan dana dan membagikan beras kepada para korban terdampak badai tersebut.
Selain merusak banyak rumah, badai tersebut juga menyebabkan banyak infrastruktur seperti jalanan, jaringan listrik dan komunikasi mengalami kerusakan parah di berbagai daerah.
Pemerintah Odisha pada Jumat mengumumkan bahwa lebih dari satu juta orang telah dievakuasi menjelang Topan Fani menghantam wilayah timur India.
Baca Juga: Topan Fani Mulai Terjang India, Sejuta Orang Dievakuasi
Dalam perkembangan selanjutnya, pada Sabtu pagi, Topan Fani - topan tropis terkuat yang melanda India dalam 20 tahun terakhir - menghantam negara bagian Benggala Barat.
Para ahli meteorologi mengatakan angin akan bergerak menuju Bangladesh.
Menurut Philip Klotzbach dari Colorado State University, Fani adalah topan terkuat di awal tahun ini di Samudra Hindia Utara sejak Topan Nargis pada 2008.
Otoritas India mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah mengevakuasi lebih dari satu juta penduduk ke lokasi yang lebih aman di negara bagian itu.
"Berdasarkan situasi terkini, kami memutuskan bahwa [bandara] Bhubaneswar akan melanjutkan layanan penerbangan komersial," jelas Kementerian Penerbangan Sipil India.
Tag
Berita Terkait
-
Topan Fani Mulai Terjang India, Sejuta Orang Dievakuasi
-
Tanam Kentang untuk Kompetitor, Pepsi Gugat Empat Petani di India
-
Nilai Ujian Banyak yang Salah Dimasukkan, 25 Pelajar India Bunuh Diri
-
Antisipasi Topan Fani, India Evakuasi 800.000 Warganya
-
Ledakan Ranjau Darat Tewaskan 15 Polisi di India Barat
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana