Suara.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte dikecam karena merayu perempuan Wali Kota Bohol, Tita V Baja Gallantes, dengan kata-kata kotor.
Duterte went to the extent of talking dirty to Baja-Gallantes during a campaign rally of gubernatorial bet Jun Evasco in the mayor’s hometown Wednesday night.
Duterte berpidato di Kota Bohol, Rabu (8/5) malam, untuk mengampanyekan calon gubernur daerah tersebut, Jun Evasco.
Dalam pidatotnya. Duterte mengakui begitu terpesona oleh Wali Kota Tita yang berstatus janda setelah bercerai, dan dinilainya sebagai perempuan cantik.
“Kamu benar-benar cantik. Jika (suamimu) itu aku, mengapa aku harus putus denganmu? Saya akan benar-benar meraih dan memegang celana dalam Anda, jika Anda mencoba untuk pergi, bahkan sampai benangnya putus. Kamu terlalu cantik, " kata Duterte seperti diberitakan Politics.com, Kamis (9/5/2019).
Bahkan, secara bercanda, Duterte akan meminta ajudannya untuk membuat perjanjian berkencan dengan Wali Kota Tita.
"Tolong jaga istriku saat aku pergi. Saya di sini di Bohol untuk bermain. Untuk memainkan permainan cinta,” kata Duterte kepada ajudan.
“Dia sudah mengerutkan kening. Dia mungkin berpikir… Duterte. Jika Anda tidak memenuhi janji Anda (memenangkan Jun Evasco), Anda sebaiknya waspada atau kalau tidak, Anda akan dibunuh oleh polisi saya,” tambahnya.
Sepanjang pidatonya, Duterte terang-terangan menggoda sang wali kota.
Baca Juga: Lagi Pidato, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Digerayangi Kecoa
“Bisakah kamu melarikan diri bersamaku? Anda punya anak, bukan, Tita? Berapa banyak anak yang Anda miliki? Saya punya tiga - empat. Saya punya empat, tetapi mereka sudah dewasa, jadi saya tidak punya masalah lagi di sana, " katanya.
Jumat (10/5/2019), Gabriela—partai perempuan berhaluan Maois di parlemen Filipina--mengecam rayuan kotor Duterte terhadap Wali Kota Tita.
“Kami sangat mengutuk pernyataan keji Duterte tersebut. Pernyataannya menggambarkan di mengalami kebangkrutan etis,” tegas anggota parlemen Filipina dari Gabriela, Arlene Brosas dan Emmi de Jesus.
"Tidak heran kecoak itu memuntahkan material busuk,” tukasnya seperti diberitakan Inquirer.com.
Ia menambahkan, “Setiap politikus pendukung presiden yang merendahkan, mempermalukan dan melakukan seksualisasi terhadap perempuan, tidak pantas dipilih untuk jabatan publik.”
Berita Terkait
-
Lagi Pidato, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Digerayangi Kecoa
-
Dikirimi Sampah dari Kanada, Presiden Filipina Duterte Ancam Perang
-
Hapus Jejak Masa Lalu, Duterte Ingin Nama Filipina Diganti Maharlika
-
Duterte Kembali Libatkan Polisi dalam Perang Narkoba
-
Presiden Filipina: Di Usia 16 Tahun, Saya Membunuh
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Mensesneg Klarifikasi: Game Online Tidak Akan Dilarang Total, Ini Faktanya!
-
Berantas TBC Lintas Sektor, Pemerintah Libatkan TNI-Polri Lewat Revisi Perpres
-
Pemerintah Kaji Amnesti untuk Pengedar Narkotika Skala Kecil, Ini Kata Yusril
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara