Suara.com - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menyampaikan bahwa ada ancaman serius yang harus diwaspadai pada Pemilu 2019. Ancaman tersebut ialah soal adanya kelompok yang memanfaatkan pelaksanaan pemilu untuk mendirikan negara khilafah.
Boni mengatakan bahwa ancaman gerakan membangun khilafah sudah menjadi kewaspadaannya bagi dirinya sejak 2009 silam. Namun, yang menjadi sorotannya saat ini ancaman tersebut justru semakin gencar pada Pemilu 2019.
"Hari ini semakin nyata dan orang mulai sadar bahwa betul memang bahwa ada kelompok yang secara serius dengan basis ideologi yang kuat ingin mendobrak demokrasi, ingin menggantikan Pancasila dengan falsafah yang lain," kata Boni dalam diskusi bertajuk "Gejolak Pemilu 2019" di Resto Ammarin, Plaza Sentral, Jakarta Selatan, Sabtu (11/5/2019).
Menurutnya, saat ini ancaman tersebut semakin terlihat nyata ketika ada kelompok yang ingin mengubah konsep dasar negara menjadi khilafah. Kelompok tersebut pun akan mengubah konsep sistem negara dari sistem demokrasi.
Boni kemudian mengungkapkan bahwa dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) tertulis tujuan dari pembentukan FPI yakni untuk mendukung berdirinya syariat Islam dalam kerangka khilafah islamiyah.
"Mereka boleh berbohong tapi di situ ada tertulis tujuan pendirian FPI salah satu adalah mendukung berdirinya syariat islam dalam kerangka khilafah islamiyah," ujarnya.
Tudingan Boni tersebut didasari oleh adanya narasi-narasi yang menyebutkan apabila penyelenggara pemilu juga komponen lainnya telah melakukan kecurangan sehingga membuat masyarakat percaya kalau pemerintah tidak becus menjalankan sistem demokrasi.
"Hari ini kita semua mau disuguhkan oleh sebuah narasi negara zalim pemilu curang seakan-akan ini persoalan yang terpisah dari ambisi mereka untuk mendirikan di satu sisi khilafah di satu sisi ada bandar politik yang memang berambisi untuk mengambil keuntungan," tandasnya.
Baca Juga: Geram, Relawan Joman Perkarakan Video Pendemo Teriak Penggal Kepala Jokowi
Berita Terkait
-
Pebisnis Politik Tunggangi Pemilu, Direktur LPI: Mereka Ahli Buat Kerusuhan
-
Boni Hargens: Ada Penumpang Gelap Ingin Kacaukan Negara
-
Perludem: Caleg Hanya Jadi Bayang-bayang Capres di Pemilu Borongan
-
Perludem: Pemilu 2019 Adalah Ketidakadilan Bagi Petugas dan Pemilih
-
Ray Rangkuti: Pemilu Kali Ini Paling Banyak Memenjarakan Orang!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa