Suara.com - Kisah pemimpin negara selalu menjadi sorotan publik. Mulai dari silsilah keluarga, kekayaan atau bahkan latar belakang pendidikannya. Salah satunya adalah Mohamed Hamdan Dagolo.
Mohamed Hamdan Dagolo adalah terpilih sebagai Wakil Presiden Sudan. Uniknya, Pria yang akrab disapa Hemeti ini ditunjuk sebagai Wakil Presiden Dewan Militer Peralihan Sudan merupakan sosok yang tidak lulus sekolah!
Mengutip laman Telegraph, Rabu (3/7/2019), Hemeti berasal dari wilayah barat Sudan. Dirinya pernah bekerja sebagai pedagang unta, hingga kemudian menjelma sebagai sosok penting di Sudan.
Meski tidak lulus sekolah dan berasal dari luar kalangan elite militer, Hemeti dikenal sebagai penguasa Khortum. Ia merupakan komandan perang Dafur, membawahi puluhan ribu orang meski dengan peralatan seadanya.
Meski demikian, Hemeti mampu memimpin ribuan pasukannya dengan baik, bahkan disebut jauh lebih baik ketimbang pasukan militer resmi Sudan.
Bukan itu saja, latar belakang sebagai pengusaha, menjadikan Hemeti juga memiliki banyak uang untuk mendanai milisi. Dia punya tambang emas hingga kolega kuat di Arab Saudi serta beberapa negara di kawasan Teluk Arab.
Kemunculan Hemeti menjadi penguasa dimulai pada 2003. Kala itu, orang kulit hitam Afrika yang kebanyakan bekerja sebagai petani melakukan pemberontakan terhadap pemerintah di wilayah barat Darfur. Pihak militer kewalahan mengawasi taktik gerilya dan mulai merekrut milisi Arab yang dikenal dengan nama Janjaweed.
Kala itu, Hemeti adalah seorang pria berusia sekitar 20-an tahun yang ambisius. Dia lahir di antara kelompok Mahamid Arab-Sudan sebagai penggembala unta pada 1975. Dia keluar dari sekolah dasar pada usia 16 tahun untuk berdagang unta. Pelanggannya tersebar hingga ke Chad, Libia, dan Mesir.
Pada permulaan konflik, Hemeti memberikan pengamanan konvoi pedagang di Dafur dengan imbalan uang. Itulah yang awalnya membuat dia kaya raya. Selanjutnya, dia membantu memobilisasi pejuang Janjaweed. Bagi Hemeti dan para pria lainnya di daerah terpencil, perang adalah sarana untuk mendapatkan uang.
Baca Juga: Bengisnya Tentara Sudan, Terungkap 70 Kasus Pemerkosaan Demonstran
BBC melaporkan, pada akhir 2007, Hemeti membawa milisinya ke pegunungan dan kembali mendukung Khartum setelah mendapatkan uang serta senjata. Pada 2013, pasukan Hemeti menjadi Pasukan Pendukung Cepat (RSF).
Menurut survei Small Arms Survey (2016), Hemeti menyediakan uang sekitar Rp 4,9 triliun untuk membantu ekonomi Sudan. Hal itu membuatnya dihormati, sampai akhirnya berhasil menempati posisi sebagai Wakil Presiden Dewan Militer Peralihan Sudan.
Berita Terkait
-
Bengisnya Tentara Sudan, Terungkap 70 Kasus Pemerkosaan Demonstran
-
Media Sosial Membiru #BlueForSudan, Ada Apa dengan Sudan?
-
Unik, Begal-begal Marak di Jalan Jelang Buka Puasa di Sudan
-
Negara Dilanda Ketegangan, Polisi Sudan Malah Mogok Kerja
-
Paus Fransiskus Cium Kaki Para Pemimpin Sudan Selatan, Memohon Perdamaian
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Mardiono Yakin SK Kepengurusan PPP di Bawah Pimpinannya Tak Akan Digugat, Kubu Agus: Bisa kalau...
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!
-
Gelagapan Baca UUD 45, Ekspresi Wakil Ketua DPRD Pasangkayu Disorot: Yang Dibaca Pancasila?
-
"Segel Tambang, Bukan Wisata Alam": Warga Puncak Sampaikan Protes ke Menteri LH
-
Pengurus PWI Pusat 2025-2030 Resmi Dikukuhkan, Meutya Hafid Titip Pesan Ini
-
Mardiono Terbuka Merangkul Kubu Agus Suparmanto: Belum Ada Komunikasi, Belum Lihat Utuh SK Kemenkum
-
KAI Antisipasi Ledakan 942 Ribu Penumpang di HUT TNI Besok: Ambulans dan Medis Kami Siapkan
-
Kembalikan 36 Buku Tersangka Kasus Demo Agustus, Rocky Gerung Berharap Polisi Baca Isinya, Mengapa?