Suara.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Andono Warih mengaku akan mempertimbangkan hujan buatan untuk mengatasi masalah polusi udara di Jakarta. Namun, menurutnya hujan buatan masih berupa saran dari berbagai pihak.
Andono mengatakan akan melibatkan ahli dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengatasi masalah polusi udara dengan hujan buatan.
"Untuk hujan buatan itu memang dari ahli-ahli di BPPT dan BMKG kan bisa menjadi opsi untuk memperbaiki udara," ujar Andono saat dihubungi, Selasa (9/7/2019).
Hujan buatan disebut Andono bisa menjadi solusi mengatasi polusi udara. Data dari Dinas DLH disebutnya saat sedang musim hujan, kondisi udara di Jakarta lebih baik dari pada musim kemarau.
"Data dari dinas LH menyimpulkan udara pada saat musim hujan itu lebih bersih daripada ketika musim kemarau," jelas Andono.
Namun,ia menganggap yang menjadi sumber masalah dari polusi udara di Jakarta adalah mengenai penggunaan kendaraan. Ia meminta masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan umum.
"Kita semua tahu sumbernya dari kendaraan bermotor, maka untuk membersihkan, kurangilah penggunaan kendaraan bermotornya," pungkasnya.
Sebelumnya, BPPT sudah mengeluarkan keterangan pers terkait rencana penerapan hujan buatan untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Dalam keterangan itu, BPPT menyebut rencana itu sudah disetujui oleh Anies selaku Gubernur DKI.
"TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) untuk mengatasi pencemaran udara yang disebabkan kegiatan perekonomian baru pertama kali dilaksanakan. Gubernur DKI Jakarta sudah beri lampu hijau, dan meminta agar TMC dilaksanakan paling cepat setelah tanggal 10 Juli dan paling lambat sebelum periode anak sekolah masuk pasca libur (15/7)," ujar Kepala BPPT Hammam Riza, dalam keterangannya, Kamis (4/7/2019).
Baca Juga: Jakarta Darurat Polusi Udara, Anies Larang Event Pakai Genset Diesel
Tag
Berita Terkait
-
DLH DKI Gelar Uji Emisi, Bestari: Telat Banget
-
Istana: Udara Jakarta Kotor Kenapa Jokowi yang Digugat?
-
Jabar Digugat Koalisi Warga Jakarta Soal Polusi, Ini Jawaban Ridwan Kamil
-
Beda Modifikasi Cuaca untuk Polusi Udara Jakarta dan Kebakaran Hutan
-
Bersejarah! Indonesia Modifikasi Cuaca untuk Atasi Pencemaran Udara Jakarta
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Eks Sekretaris MA Nurhadi Didakwa Lakukan TPPU Rp307,5 Miliar dan USD 50 Ribu
-
Kasatgas KPK Diadukan ke Dewas, Benarkah Bobby Nasution 'Dilindungi' di Kasus Korupsi Jalan Sumut?
-
Mardani Ali Sera Dicopot dari Kursi Ketua PKSAP DPR, Alasannya karena Ini
-
Melihat 'Kampung Zombie' Cililitan Diterjang Banjir, Warga Sudah Tak Asing: Kayak Air Lewat Saja
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto