Suara.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid, dinilai telah menorehkan prestasi selama 5 tahun sebagai Kepala BNP2TKI. Salah satu keberhasilannya adalah penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Korea Selatan.
Sepanjang 2018, jumlah PMI ke Korsel mencapai 6.921 orang. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, yaitu 3.719 orang.
Nusron menyatakan, telah banyak capaian yang ditorehkan sepanjang 2018. Selain peningkatan jumlah PMI, masa entry period-nya pun berkurang, dari sebelumnya 71,8 hari menjadi hanya 34,8 hari.
Nusron berharap, pada 2019, kerja sama antara BNP2TKI dan EPS Center Korsel semakin solid, terutama dalam memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan bagi calon PMI yang hendak bekerja ke Korsel.
Ia mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan fasilitasi pelayanan kepada PMI, diantaranya dengan mempercepat pelayanan visa dan komunikasi bagi mereka yang dinyatakan lulus untuk bekerja di Korsel.
Lebih lanjut Nusron menyampaikan, capaian-capaian perolehan BNP2TKI selama kepemimpinannya, antara lain layanan penempatan yang lebih efisien, dimana proses penempatan PMI program G to G yang semula 448 hari menjadi 84 hari, P to P dari semula 72 hari menjadi 40 hari, dan penempatan via LTSA dari 25 hari menjadi 14 hari.
Kemudian dari sisi perlindungan dan pemberdayaan PMI yang lebih utuh, diperoleh data bahwa kasus terselesaikan dari 67 persen menjadi 93 persen, penyaluran KUR kepada lebih dari 29 ribu PMI senilai Rp 448 miliar, dan peningkatan pendapatan PMI dari 7 persen hingga 40 persen gaji.
Selain itu ada juga terobosan program selama empat tahun terakhir, dimana telah menghadirkan skema baru KUR PMI dengan bunga hanya 7 persen per tahun dan pendirian LTSA di 28 lokasi, yang mana 43 persennya berfungsi lengkap.
Selain itu, prestasi Nusron yang tidak boleh dilupakan adalah keberhasilan mendapatkan tenaga perawat caregiver ke Taiwan, dengan besaran gaji berkisar antara 18.000 NT - 20.000 NT, atau dalam kurs Rupiah sebesar Rp 8 juta Rp 10 juta rupiah setiap bulannya, dengan kontrak kerja selama 3 tahun.
Tenaga keperawatan ini nantinya akan ditempatkan di sekitar daerah Taichung, Taiwan. Keberhasilan ini berkat koordinasi yang baik dengan berbagai pihak, melibatkan KDEI, Kementerian Tenaga Kerja Taiwan, Walikota Taichung, TETO, PPTKIS dan agency di Taiwan.
Dalam penempatan TKI, pemerintah tidak memungut biaya apapun, sehingga mereka tidak perlu memikirkan biaya administrasi dan sebagainya.
Baca Juga: BNP2TKI dan BI Dorong Pekerja Migran Manfaatkan Layanan Remitansi Nontunai
“Zero cost terhadap TKI caregiver di rumah pasien akan menjadi model yang diminati pengguna di Taiwan. Bukan tidak mungkin, tahun ini permintaan akan bertambah. Peluang ini harus dapat diantisipasi oleh berbagai pihak yang berkepentingan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang berkompeten," ujar Nusron.
Ia berharap, skema baru penempatan TKI zero cost ke Taiwan ini mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja perawat dari Indonesia
Berita Terkait
-
Keinginan Berwirausaha Pekerja Migran Indonesia di Korea Tinggi
-
BNP2TKI dan BI Dorong Pekerja Migran Manfaatkan Layanan Remitansi Nontunai
-
BNP2TKI : 7.935 PMI Telah Ikut Program Komunitas Keluarga Buruh Migran
-
Hilang Kontak Selama 21 Tahun, BNP2TKI Berhasil Pulangkan Turini
-
BNP2TKI Promosikan PMI Terampil dalam Pasific Exposition di New Zealand
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta