Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil meminta Polri untuk membuktikan adanya keterlibatan Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS yang disebut dengan terkait kelompok di Papua.
"Buktikan saja, jadi jaringan siapa, mana dan berapa lama mereka sudah bercokol di sana," ujar Nasir di D'Consulate, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2019).
Pernyataan Nasir menyusul pernyataan Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo yang menyebut jaringan separatis ISIS di Papua dan Papua Barat telah terdeteksi Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror sejak 2 tahun silam, atau pada tahun 2017.
Ia pun heran intelijen negara bisa lengah keberadaan ISIS di Papua dan Papua Barat. Pasalnya, kata Nasir, seharusnya intelijen bisa dengan mudah mengenali siapa-siapa yang berafiliasi dengan ISIS.
"Kenapa kemudian intelijen lengah ISIS ada di sana? Padahal kan ISIS itu mudah didapat orangnya, ciri-cirinya dan sebagainya," ucap Nasir.
Ia pun berharap agar pemerintah menyampaikan fakta-fakta terkait kerusuhan di Papua dan Papua secara terang benderang.
"Jadi harapan kami ya sampaikan secara terang benderang terkait dengan itu dan jangan sampai kemudian ada hal-hal berkembang tidak seperti yang di lapangan," tandasnya.
Sebelumnya, Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo menyebut jaringan separatis ISIS di Papua dan Papua Barat telah terdeteksi Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror sejak 2 tahun silam, atau pada tahun 2017.
Meski demikian, Dedi mengatakan jaringan ISIS tersebut baru aktif di Papua dan Papua Barat 1 tahun belakangan ini. Satu terduga teroris jaringan ISIS di Papua dan Papua Barat kata Dedi, telah dibekuk oleh Tim Densus 88 Antiteror tahun lalu.
Baca Juga: Dituding Jadi Dalang Kerusuhan Papua, KNPB Serukan Referendum
Dedi mengatakan terduga teroris tersebut dibekuk ketika ingin melakukan aksi amaliah di Polres Manokwari, Papua Barat.
"Dia aktifnya kurang lebih satu tahun belakangan ini. Salah satu yang sudah dilakukan upaya penegakan hukum oleh Densus 88 upaya melakukan pengeboman di Polres Manokwari, tapi berhasil diamankan," kata Dedi di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2019).
Jaringan ISIS tersebut, kata Dedi, tersebar di beberapa wilayah di Papua dan Papua Barat. Contohnya seperti di Jayapura, Wamena dan Fakfak. Adapun, target dari mereka menurut Dedi yakni aparat kepolisian.
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menyebut adanya indikasi keterlibatan ISIS di balik kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Ryamizard mengatakan setidaknya ada tiga kelompok yang diduga menjadi dalang di balik kerusuhan di Papua.
"Pertama kelompok pemberontak bersenjata. Kedua, kelompok pemberontak politik. Ketiga, kelompok pemberontak klandestin,” katanya.
”Sebagai catatan, terdapat kelompok lain yang berafiliasi dengan ISIS telah menyerukan jihad di tanah Papua. Kini ketiga kelompok itu sudah bersatu," ujar Ryamizard di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (5/9).
Berita Terkait
-
Polri Dalami Keterlibatan ISIS di Balik Kerusuhan di Papua
-
Jaringan ISIS Papua Terdeteksi 2 Tahun Lalu, Polri: Aktifnya Baru Setahun
-
Polri Telisik Keterlibatan ISIS di Papua dari Teror Bom Polres Manokwari
-
Menhan Sebut Kelompok di Papua Terafiliasasi ISIS, Komisi I: Itu Dugaan
-
Menhan: Ada ISIS dan West Papua Army di Kelompok Pemberontak Papua
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Komisi III DPR Bakal Bentuk Panja Reformasi Polri hingga Pengadilan, Bakal Disahkan Pekan Depan
-
Terungkap! Ini Sosok Misterius Mirip Ayah yang Diduga Bawa Kabur Alvaro
-
Reaksi 'Santai' Jokowi Usai Tahu Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Fitnah Ijazah Palsu
-
Dari Beras hingga Susu UHT, Pemprov DKI Klaim Salurkan 16 Juta Pangan Bersubsidi
-
Pascalongsor di Cibeunying Cilacap, Gubernur Ahmad Luthfi Imbau Tingkatkan Kewaspadaan
-
Tak Boleh Kurang, DPRD DKI Wanti-wanti Janji Pramono: Harus Ada 258 Sekolah Swasta Gratis 2026
-
Raja Abdullah II Anugerahkan Prabowo Tanda Kehormatan Bejeweled Grand Cordon Al-Nahda, Ini Maknanya
-
Bawaslu Ungkap Upaya Digitalisasi Pengawasan Pemilu di Tengah Keterbatasan Anggaran
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA