Suara.com - Dalam rangka mengampanyekan permainan tradisional Sunda, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil dan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi ikut bermain bersama ratusan anak sekolah di halaman parkir barat Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (24/9/2019).
Ridwan Kamil pun mencoba keseruan berbagai permainan, mulai boy-boyan hingga sondah. Kampanye kerja sama antara Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar dan LPAI ini sendiri mengusung tema "Asik Tanpa Gawai" alias Astaga.
Sejumlah permainan tradisional Sunda lainnya ikut diperkenalkan, antara lain engklek cingciripit, sorodot gaplok, sapintrong, dan galasin.
Menurut Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, kampanye ini bertujuan untuk melestarikan permainan tradisional, sekaligus mengurangi penggunaan gawai (gadget), khususnya smartphone pada anak.
"Dengan LPAI, kami (Pemdaprov Jabar) mengampanyekan permainan tradisional untuk mengurangi penggunaan gadget melalui permainan motorik, tadi saya ikut boy-boyan, sondah, dan lainnya," kata Emil.
Pemdaprov Jabar sendiri terus berupaya mewujudkan seluruh 27 wilayahnya menjadi kabupaten/kota yang ramah anak, dengan menyediakan ruang permainan anak.
Adapun dari 27 kabupaten/kota di Jabar, 24 daerah di antaranya sudah dinyatakan ramah anak oleh pemerintah pusat. Jumlah itu menjadikan Jabar sebagai provinsi dengan kabupaten/kota ramah anak terbanyak di Indonesia.
"Dari 27 daerah, 24 sudah sudah ramah anak. Tinggal tiga lagi, yaitu Purwakarta, Pangandaran, dan Indramayu. Insyaallah, dalam satu tahun ke depan, semua daerah sudah ramah anak," tutur Emil.
Selain itu, Pemdaprov Jabar mendukung kampanya pelestarian permainan tradisional dan pengurangan penggunaan gawai pada anak dengan alokasi anggaran untuk forum anak agar anak memiliku ruang berekspresi seluas-luasnya.
Baca Juga: Demo RUU KUHP di Bandung Rusuh, Ridwan Kamil: Ruang Dialog Tak Maksimal
"Kami juga menggeser digital ke baca buku. Kami (Pemdaprov Jabar) dapat penghargaan literasi, dengan membuat kotak literasi yang disimpan di ruang publik," kata Emil, merujuk program Kotak Literasi Cerdas (Kolecer), yang mendapat penghargaan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Saat ini, Jabar memiliki lebih dari 400 permainan tradisional, mulai dari yang menggunakan alat, tanpa alat, hingga permainan pikiran, telah diteliti dan dibukukan oleh Komunitas Hong, komunitas yang aktif melestarikan permainan tradisional khas Sunda.
"Ini menandakan tingginya adiluhung peradaban di tatar Jabar, terkait yang namanya kegembiraan tanpa teknologi. Kami bersama LPAI akan terus mempertahankan dan lestarikan (permainan tradisional)," ucap Emil.
Pada kesempatan itu, Seto Mulyadi, mengatakan bahwa anak-anak adalah peniru terbaik di dunia. Bila orang tuanya sibuk bermain gadget, maka Seto berujar jangan salahkan anak bila mengikuti kebiasaan tersebut.
"Akhirnya, anak-anak lebih gampang bertanya pada gadget tentang apa pun, yang dengan mudah dijawab oleh gadget. Bertanya ke orang tua malah susah, ini akan membuat anak frustrasi," tutur sosok yang akrab disapa Kak Seto ini.
Oleh karena itu, LPAI mencanangkan gerakan nasional Sasana alias "Saya Sahabat Anak". Terkait permainan tradisional, Kak Seto mengatakan hal itu memiliki banyak manfaat, yakni memicu perkembangan psikomotorik dan psikososial serta membangun nilai moral dan melatih kejujuran.
"Gubernur juga harus menjadi Sahabat Anak. Jadi inilah yang mendorong kami untuk menggerakkan semua jadi Sahabat Anak supaya tercipta kota/ kabupaten ramah anak hingga ujungnya Indonesia Layak Anak," tutupnya.
Berita Terkait
-
Wagub Jabar : 219 Tanah Aset Pemdaprov Jabar telah Tersertifikasi
-
Bus Damri Masih Jadi Pilihan Masyarakat ke Bandara Kertajati
-
Jabar Raih Tiga Penghargaan dalam Gelar Teknologi Tepat Guna 2019
-
Wagub Jabar Motivasi Pengelola Bank Sampah Hade Jaya di Garut
-
Pemdaprov Jabar Dukung Festival Pesona Lokal Jadi Ajang Tahunan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
PDIP Pecat Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu, Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Kisah Pilu Guru Agama di Usia Senja, 21 Tahun Dedikasi Dibalas Kontrak Paruh Waktu
-
PDIP Resmi Pecat Wahyudin Moridu usai Viral Mau 'Rampok Uang Negara': Tak Bisa Dimaafkan!
-
Dikenal 'Licin!' Spesialis Pencuri Kotak Amal Masjid di Bekasi Kicep Usai Terpergok CCTV
-
Viral! Wali Kota Jakarta Pusat Hampir Kena Tipu Modus Pemindahan KTP Elektronik ke KTP Digital
-
Cemburu Istri Dituduh Selingkuh, Terkuak Motif Pria di Cakung Bakar Rumah
-
Pemprov Sumut Beri SPP Gratis, Internet Gratis, Pelatihan Tenaga Pengajar
-
Daftar 17 Hari Libur Nasional 2026 Resmi Berdasarkan SKB 3 Menteri
-
Pendidikan Ketua PBNU Gus Fahrur, Sebut Food Tray MBG Mengandung Babi Boleh Dipakai setelah Dicuci
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara