Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo menegaskan, isu gempa besar dan tsunami di wilayah Ambon, Teluk Piru dan Saparua yang beredar di media sosial tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Donny menegaskan, selama ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan bencana alam gempa bakal terjadi.
"Berita mengatakan akan ada gempa adalah sebuah isu yang sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Donny di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2019).
"Belum ada satu pun teknologi di dunia ini, termasuk negara maju sekali pun, yang dapat memprediksi kapan akan terjadi gempa," sambungnya.
Dengan demikian, Donny menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat di Maluku untuk tetap tenang.
Di samping itu, ia juga menyarankan kepada masyarakat agar bisa mempersiapkan segala sesuatu sebelum tidur agar bisa dalam kondisi siap ketika bencana itu datang.
"Jadi kepada kawan-kawan masyarakat Maluku, jangan khawatir dengan itu, yang penting adalah ketika tidur tentu sebelum istirahat harus memperhitungkan segala kemungkinan terjadi," ujarnya.
Selain itu, Donny juga mengingatkan kepada maayarakat Maluku untuk bisa memanfaatkan alat-alat tradisional agar bisa menyampaikan peringatan datangnya bencana.
Ia mencontohkan, hal itu seperti dilakukan oleh masyarakat yang berada di wilayah Maluku. Sebelum tidur, banyak masyarakat yang mengumpulkan kaleng.
Baca Juga: Kepalai BNPB, Doni Monardo Akan Rangkul Banyak Ilmuwan
"Untuk apa? kaleng ini ditumpuk disusun beberapa lapis kemudian diletakkan di dekat tempat tidur, atau di dekat kepala," tuturnya.
"Di bawahnya misal tidak ada lapisan lain kecuali mungkin semen, atau keramik. Lantai polos jangan dialas sehingga kalau ada getaran, getaran yang bersumber dari gempa, otomatis kaleng ini akan jatuh," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Kepala BNPB: 40 Ribu Hektare Lahan Gambut di Riau Terbakar
-
Antisipasi Kekeringan di Musim Kemarau, BNPB Akan Buat Hujan Buatan
-
Berjasa Kepada Pers, IJTI Berikan Penghargaan Kepada Almarhum Sutopo
-
Rencana Pemindahan Ibu Kota, Ini Daerah yang Direkomendasikan Kepala BNPB
-
Kepala BNPB: Ongkos Pemadaman Kebakaran Hutan di Sumsel Rp 1 Triliun
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun