Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi warganya, termasuk menjamin ketersediaan pangan murah bagi mereka. Untuk keperluan ini, Pemprov berkomitmen untuk memastikan stabilitas harga pangan dan mengalokasikan anggaran lebih dari Rp 1 triliun per tahun untuk subsidi bahan pangan, sehingga harganya lebih murah dan dapat dijangkau oleh seluruh warga Jakarta, khususnya warga yang tidak mampu.
Salah satu yang dilakukan pemerintah DKI adalah menyediakan JakGrosir. Fasilitas ini disediakan bagi warga khusus di Kepulauan Seribu, yang mana selama ini, mereka kesulitan mendapatkan pangan murah. Harga pangan di Kepulauan Seribu sangat berbeda dengan harga di kawasan daratan Jakarta. Penyebabnya tentu soal transportasi dan angkutan logistik, yang menyebabkan harga menjadi berlipat ganda.
Terbaru, Pemprov DKI Jakarta meresmikan JakGrosir pada 22 September 2019, sebagai pusat perkulakan pertama di Kepulauan Seribu, tepatnya berlokasi di Pulau Tidung Kecil.
Tujuan adanya JakGrosir ini adalah kebutuhan pokok warga di Kepulauan Seribu akan bisa didapat dengan harga yang jauh lebih murah. Dengan begitu, masyarakat di kepulauan bisa menikmati kesetaraan.
“Ini kita dorong bersama. Kalau di Jakarta, antara kawasan kepulauan dengan daratan bisa terjadi kesetaraan harga, dan bisa menjamin kebutuhan, khususnya kebutuhan pangan bagi masyarakat di kepulauan, maka kita mengirimkan pesan yang sangat kuat kepada seluruh Indonesia,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada kesempatan itu.
Pembangunan JakGrosir sebagai pusat perkulakan di Kepulauan Seribu memang menjadi salah satu program prioritas Pemprov DKI Jakarta. JakGrosir di Kepulauan Seribu dibangun di atas lahan seluas 3.300 meter persegi dengan luas bangunan 492 meter persegi.
Hal ini merupakan salah satu bentuk perwujudan dari strategi utama pengendalian inflasi ibu kota yang diterapkan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta. Dengan rendahnya harga suplai barang yang diterima oleh pedagang diharapkan diikuti dengan harga yang lebih murah dan stabil ditingkat konsumen. Hal ini akan mendukung terkendalinya inflasi di Jakarta.
Menurut Anies, JakGrosir ini khusus memasok 592 pedagang di Kepulauan Seribu yang diregistrasi Perumda Pasar Jaya, serta pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP).
“Ini bagian dari upaya menyetarakan harga antara daratan Jakarta dan Kepulauan Seribu. Pemerintah melalui Perumda Pasar Jaya ingin memastikan kebutuhan warung di Kepulauan Seribu difasilitasi, sehingga ketika barang dijual kembali ke konsumen, harganya bisa sama persis seperti Jakarta,” terangnya.
Baca Juga: Produsen Minta Pemprov DKI Tak Asal Larang Odong-odong di Jalanan
Lalu siapakah penerima manfaat program pangan murah ini, selain pemilik KJP?
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta pernah menyatakan, peruntukan target penerima subsidi pangan pemegang Kartu Pekerja Jakarta, pemegang Kartu Lansia Jakarta, pemegang Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta, Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan Pegawai Harian Lepas (PHL) dengan pendapatan UMP, serta penghuni rusun milik Pemprov DKI Jakarta.
Pada 2019, Program Pangan Murah dianggarkan sebesar Rp 1,078 triliun untuk 1.100.894 orang. Jumlah ini meningkat dari tahun 2018, sebesar Rp 885 miliar untuk 840.630 orang.
Program pangan murah tersebut diselenggarakan di toko perkulakan dan pasar-pasar di Jakarta, yang buka setiap hari Senin - Sabtu pukul 08.00 - 17.00 WIB. Selain itu, pangan murah juga bisa diperoleh di sejumlah rusun dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang telah dijadwalkan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, rutin diadakan setiap bulan, pada pukul 08.00 - 12.00 WIB.
Warga yang bermukim di Kabupaten Kepulauan Seribu menyatakan senang dengan hadirnya pusat perkulakan milik Perumda Pasar Jaya, JakGrosir yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Pulau Tidung Kecil, Kelurahan Pulau Tidung tersebut.
Semua kebutuhan pangan tersebut menjadi hak warga yang merupakan pemegang KJP Plus, Kartu Pekerja, dan Kartu Lansia Jakarta bisa mengambil pangan murah di titik-titik terdekat tempat tinggal mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Riwayat Pendidikan Gibran di KPU Jadi Sorotan, Masa SMA Ditempuh 5 Tahun
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta