Suara.com - China akhirnya siap membuka rumah sakit baru di kota episenter wabah virus corona, Wuhan, provinsi Hubei, seiring terus bertambahnya jumlah orang yang terinfeksi.
Rumah Sakit Huoshenshan itu, di Indonesia, disebut sebagai “proyek Roro Jonggrang”, karena dibangun hanya dalam delapan hari.
Huoshenshan adalah satu dari dua fasilitas khusus yang didirikan untuk membantu menangkal wabah tersebut. Rumah sakit 'dadakan' ini mampu menampung hingga 1.000 pasien, demikian dilaporkan BBC Indonesia.
China terus berjuang menangani virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 14.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 300 orang meninggal dunia.
Pada hari Minggu (02/2/2020), seorang pria di Filipina menjadi orang terinfeksi pertama yang meninggal dunia di luar China.
Pria berkewarganegaraan China berusia 44 tahun itu berasal dari Wuhan, dan tampaknya telah terinfeksi sebelum tiba di Filipina.
Hingga saat ini, telah dikonfirmasi bahwa terdapat lebih dari 150 kasus virus di luar China.
Banyak negara melarang orang asing yang baru tiba dari China dan mengkarantina warga mereka sendiri.
Sementara itu, para petugas kesehatan di rumah sakit di Hong Kong bersiap-siap untuk mogok kerja pada hari Senin (3/22020) kecuali batas wilayah dengan China daratan sepenuhnya ditutup.
Baca Juga: CEK FAKTA: 19 Hari, China Bangun Rumah Sakit 57 Lantai untuk Pasien Corona?
Otoritas wilayah itu menolak melakukannya, mengutip rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk menerapkan skrining di perbatasan alih-alih menutupnya.
Jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah menyalip epidemi Sars, yang menyebar ke lebih dari dua lusin negara pada 2003. Namun tingkat mortalitas virus baru ini jauh lebih kecil, yang mungkin berarti tidak sama mematikan.
Apa yang kita tahu tentang rumah sakit baru ini?
Pada hari Minggu, media pemerintah China melaporkan bahwa pembangunan rumah sakit Huoshenshan telah selesai, dan akan dibuka pada hari Senin.
Televisi lokal melaporkan bahwa 1.400 staf kesehatan militer, sebagian dari mereka berpengalaman dengan penyakit infeksius, telah tiba di Wuhan dan dipindahkan ke lokasi rumah sakit baru.
Rumah sakit kedua di Leishenshan dijadwalkan selesai pada hari Rabu.
Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional, Jiao Yahui, mengatakan kepada Reuters bahwa dengan dua rumah sakit baru ini kota Wuhan akan mampu menampung 10.000 pasien, cukup untuk menangani kasus-kasus yang saat ini dicurigai maupun telah dikonfirmasi.
Apa lagi yang sedang terjadi di China?
Pihak berwenang mengatakan 45 kematian baru dicatat di provinsi Hubei pada hari Sabtu malam, menambah jumlah korban tewas di negeri itu menjadi 304.
Di seluruh negeri, telah dikonfirmasi 2.590 infeksi baru. Jumlah orang terinfeksi di China kini 14.380, lansir televisi pemerintah mengutip Komisi Kesehatan Nasional.
Estimasi oleh Universitas Hong Kong menduga jumlah kasus sebenarnya bisa jadi lebih tinggi daripada angka resmi. Lebih dari 75.000 orang mungkin telah terinfeksi di kota Wuhan, yang merupakan episenter wabah virus corona, kata para pakar kesehatan.
Pada hari Minggu, pemerintah mengatakan akan menyalurkan lebih dari $170 miliar (sekitar Rp2.300 triliun) untuk mendorong aktivitas ekonomi seiring bertambahnya kekhawatiran akan dampak epidemik yang lebih besar.
Kota Wuhan ditutup dan kota-kota besar lainnya di China menghentikan sementara kegiatan bisnis non-esensial.
Walikota Huanggang – kota berpenghuni enam juta orang di sebelah timur Wuhan – memperingatkan bahwa jumlah kasus bakal melonjak pada hari-hari ke depan, lansir media pemerintah. Hingga 700.000 orang kembali ke kota tersebut dari Wuhan sebelum larangan masuk dan keluar Wuhan diterapkan.
Huanggang dan kota Wenzhou di timur telah menerapkan pembatasan ketat terhadap warga, hanya mengizinkan satu orang per keluarga untuk keluar rumah dua hari sekali untuk membeli makanan dan persediaan lainnya, lansir media China.
Negara mana saja yang membatasi kedatangan?
AS dan Australia telah menyatakan akan menolak masuk semua pendatang asing yang baru-baru ini berkunjung ke China, tempat galur virus corona 2019-nCov pertama kali muncul pada bulan Desember.
Negara lainnya termasuk Rusia, Jepang, Pakistan, dan Indonesia.
Pada hari Minggu, Korea Selatan mengatakan akan melarang masuk pendatang yang baru-baru ini mengunjungi Hubei.
Di AS, warga yang baru kembali dari Hubei akan dikarantina selama 14 hari. Mereka yang kembali dari daerah lain di China akan diizinkan untuk memantau kondisi mereka sendiri dalam periode yang sama.
Pentagon mengatakan akan menyediakan penampungan bagi 1.000 orang yang mungkin perlu dikarantina setelah tiba dari luar negeri.
Australia mengatakan warganya yang baru tiba dari China juga akan dikarantina selama dua pekan.
Pemerintah-pemerintah negara asing juga melakukan evakuasi dari China untuk memulangkan warga mereka.
Efektifkah larangan perjalanan?
Petugas kesehatan global tidak setuju dengan larangan perjalanan.
"Larangan perjalanan bisa lebih banyak mudaratnya daripada kebaikan karena menghambat berbagi info, rantai suplai medis, dan mencederai ekonomi," kata kepala Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat.
WHO merekomendasikan skrining di perbatasan resmi. Lembaga PBB itu memperingatkan bahwa menutup perbatasan bisa mempercepat penyebaran virus, karena para pelancong memasuki negara secara tidak resmi.
China telah mengkritik gelombang larangan perjalanan ini, menyalahkan pemerintah asing karena mengabaikan nasihat resmi.
Berita Terkait
-
Dampak Wabah Virus Corona, China Masters Kemungkinan Ditunda hingga Mei
-
Pasca Ricuh Warga Tolak WNI dari Wuhan, Ratusan Brimob Ditugaskan di Natuna
-
Sriwijaya Air Terbangkan 15.000 Masker dan Baju Pelindung ke Wuhan
-
Kepada DPR, Menkes Terawan Jelaskan Alasan 3 WNI Dilarang Pulang dari Wuhan
-
Bergaul dengan Penderita Corona, Virus Corona Jangkit 8 Warga Vietnam
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO