Suara.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menganggap usulan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) untuk menaikkan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dari empat persen menjadi tujuh persen terlalu tinggi. PKS pun mengusulkan opsi lainnya, yakni kenaikkan di angka lima persen.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan, ambang batas tujuh persen bakal membuat partai politik banyak yang tidak lolos. Dampaknya, keterwakilan masyarakat yang memilih partai tersebut menjadi sia-sia. Berbeda jika misalkan ambang batas parlemen hanya dinaikkan satu persen dari empat menjadi lima persen.
"Tapi saya kira angka lima persen itu sudah sangat rasional. Kalau lima persen itu nanti akan memungkinkan keterwakilan yang lebih luas dan wakil dengan cara itu maka keinginan untuk kemudian mengkonsolidasikan demokrasi bisa tetap bisa tercapai," kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Selain ambang bantas parlemen, Hidayat kemudian merespon ambang batas presiden atau presidential threshold yang disepakati Nasdem dan Partai Golkat tetap di angka 20 persen. Hidayat mengaku tidak setuju.
"Saya tidak setuju kembali PKS mengatakan tidak setuju untuk 20 persen karena kalau 20 persen ini diberlakukan lagi maka kekhawatiran rakyat, publik, termasuk NU kemarin karena terjadi pembelahan akibat pilpres," kata Hidayat.
"Karena ditetapkan 20 persen sebagai presidential threshold akan terulang lagi. dan kita semua sudah merasakan ketidak kondusifnya kondisi politik berbangsa dan bernegara ketika terjadi pembelahan akibat pilpres, akibat dari diberlakukannya 20 presidensial threshold," sambungnya.
Hidayat berpandangan, ambang batas presiden yang tepat, yakni 15 persen.
"Jadi 15 persen masih masuk akal untuk presidensial threshold ya kalau mau liberal dikit ya dikembalikan ukurannya sama dengan parliamentary threshold bisa 5 persen kan, demikian presiden punya dukungan minimal di Parlemen dan itu sudah bisa jadi modal dia untuk mengelola bernegara. Jadi kami usulkan antara mempergunakan parliamentary threshold atau pola tahun 2004-2009, yaitu 15 persen," ujar Hidayat.
Baca Juga: Nasdem Usulkan Ambang Batas Parlemen 7 Persen, PKS Tak Sepakat
Berita Terkait
-
Nasdem Usulkan Ambang Batas Parlemen 7 Persen, PKS Tak Sepakat
-
Nasdem Usul Ambang Batas Parlemen Naik Jadi 7 Persen, Golkar?
-
Yakinkan Arab Saudi, PKS Usul Calon Jemaah Indonesia Diinkubasi 14 Hari
-
Presiden PKS Sohibul Iman tanggapi penangguhan visa umroh dari Arab Saudi
-
PAN Kritisi Rekomendasi PDIP Soal Kenaikan Ambang Batas Parlemen 5 Persen
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre