Suara.com - Pada Senin (23/3/2020), London School of Hygiene And Tropical Medicine memprediksi bahwa sebenarnya Indonesia memiliki puluhan ribu kasus corona yang tidak terdeteksi.
Mengalihbahasakan dari The Guardian, para peneliti itu mengasumiskan bahwa kasus yang sudah dikonfirmasi di Indonesia yakni 790 per Rabu (25/3/2020) adalah hanya dua persen dari kasus sebenarnya.
Artinya, ada lebih dari 30 ribuan kasus Covid-19 di Indonesia namun belum terdeteksi. Prediksi tersebut menurut The Guardian, didukung oleh berbagai alasan, antara lain:
Respon Terlambat dan Tes Minim
Sejauh ini, pemerintah telah melakukan tes pada 2.863 orang. Jumlah tes tersebut masih jauh dari angka demografi di Indonesia yang mencapai 264 juta jiwa.
Tak hanya tes yang minim, respon terlambat pemerintah juga berisiko menaikkan angka kasus tersembunyi.
Kelambatan merespon virus corona bisa terlihat ketika negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah mulai bergerak sejak Februari. Sementara Indonesia melakukan tindakan responsif pada bulan Maret.
Sebelumnya, penelitian Harvard juga sempat menyatakan, bahwa ada kemungkinan virus corona tak terdeteksi muncul di Indonesia. Namun saat itu penelitian tersebut tidak digubris oleh Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.
BACA: Penjelasan Ilmuwan Harvard soal Hasil Studi Ada 5 Kasus Corona di Indonesia
Baca Juga: Gadis 21 Tahun Asal Inggris Meninggal Akibat Covid-19 Tanpa Penyakit Bawaan
Fasilitas Kesehatan
Akses ke layanan kesehatan berkualitas terbatas di hanya di provinsi. Analis Reuters menunjukkan, bahwa sistem kesehatan Indonesia secara signifikan kurang memiliki sumber daya yang baik dibandingkan dengan Italia atau Korea Selatan (negara dengan wabah besar).
Menurut data Kementerian Kesehatan, Indonesia memiliki 321.544 tempat tidur rumah sakit. Maka perbandingannya, yaitu hanya ada 12 tempat tidur untuk 10.000 orang.
Data WHO pada 2017 juga menunjukkan, Indonesia hanya memiliki sumber daya dokter yang masih minim. Perbandingan antara dokter dan pasien mencapai 4:10.000 atau setiap dokter menanggung 2.500 orang.
Tak hanya soal sumber daya, The Guardian juga mencatat peralatan medis di Indonesia masih kurang. Bahkan para tenaga medis menggunakan jas hujan untuk menggantikan hazmat.
Sudah Menyebar ke Daerah
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
Terkini
-
Strategi Pemuda Mengubah Indonesia, Masuk Partai atau Pendidikan?
-
Tega Banget! Pria di Jagakarsa Maling di Rumah Tetangga, Begini Ending-nya usai Kain Sprei Copot
-
Serahkan Rp13,2 Triliun Uang Sitaan Kasus CPO, Komisi III Dorong Kejagung Buru Aset Koruptor Lain
-
Mengapa Aktivis Desak Jepang dan Korea Hentikan Impor Wood Pellet dari Indonesia?
-
Belajar dari Covid-19, Menkes Tegaskan Keterlibatan TNI Penting Dalam Penanganan Penyakit Menular
-
Survei Poltracking: Isu Ijazah Palsu Jokowi Tak Dipercaya Publik, Upaya Gulingkan Gibran Juga Gagal?
-
Heboh Warung Epy Kusnandar Dipalak Preman, Polisi Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Mahasiswa Unud Pembully Timothy Minta Maaf, Ekspresi Calista Amore Disorot: Calon Dokter Begini?
-
Jejak Licik Suila Rohill: Perempuan Bekasi Tipu 58 Orang, Raup Duit Miliaran dari Kavling Fiktif
-
Mahfud MD Heran Disuruh KPK Lapor Dugaan Korupsi Whoosh: Aneh, Panggil Saja Saya