Suara.com - Beberapa peneliti di luar negeri menemukan adanya virus Sars-Cov-2 pada feses dan pembuangan air limbah rumah tangga.
Menanggapi hal tersebut, Peneliti Mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra meminta masyarakat tidak terlalu khawatir.
Sugiyono menuturkan, pada penelitian yang dilakukan di China menyatakan kalau Sars-Cov-2 terdeteksi pada feses dan anal swab pasien Covid-19.
Kemudian studi di Singapura juga menyatakan adanya kontaminasi Sars-Cov-2 pada benda-benda di toilet yang kemungkinan berasal dari feses penderita Covid-19.
Lain lagi di Belanda, ada penelitian yang menemukan deteksi penyakit infeksi bisa dilakukan melalui limbah rumah tangga.
Pendeteksian tersebut memungkinan untuk mengetahui penyebaran secara cepat sebelum penderitanya sendiri terdeteksi.
"Sebetulnya studi tentang adanya Sars-Cov-2 pada feses bukan hal yang baru," kata Sugiyono saat dihubungi Suara.com, Rabu (4/1/2020).
Merujuk beragam penelitian itu, Sugiyono meminta masyarakat tidak perlu begitu khawatir karena resikonya lebih kecil.
Sebab, kata dia, sebelum Covid-19 menjadi pandemi di ratusan negara, limbah rumah tangga memang sudah berbahaya lantaran mengandung bakteri.
Baca Juga: Pegawai Kementerian Agama Positif Corona, Semua ASN Langsung Diminta WFH
"Akan tetapi, setelah dilakukan pengolahan limbah, risiko penyakit yang ditimbulkannya akan menjadi sangat kecil," ujarnya.
Sugiyono juga memberikan catatan, apabila Covid-19 terdeteksi pada feses, maka belum dipastikan bisa menularkan ke orang yang dalam kondisi sehat seperti yang sudah diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Karena yang paling utama, penularan itu melalui kontak langsung dengan penderita yakni melalui droplet saluran pernapasan.
Untuk diketahui, Para peneliti di Belanda berhasil menemukan virus corona di sistem pembuangan limbah sebuah kota sebelum pemerintah kota tersebut melaporkan adanya warga yang menderita Covid-19, demikian dilaporkan Bloomberg, Selasa(31/3/2020).
Temuan ini, jelas para peneliti, bisa membantu pengembangan sistem deteksi dan peringatan dini untuk mewaspadai wabah seperti Covid-19 di masa depan.
Virus Sars-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19 biasa ditemukan di feses orang yang terinfeksi. Meski sistem pembuangan di perkotaan kecil kemungkinannya menjadi tempat penularan Covid-19, dengan semakin banyaknya orang yang terinfeksi virus tersebut maka sistem pembuangan bisa menjadi tempat yang tepat untuk mendeteksinya sejak dini.
Berita Terkait
-
Tambah Banyak, Pasien Positif Corona Seluruh Indonesia Jadi 1.677 Orang
-
Jokowi Khawatir TKI Mudik dari Malaysia Bawa Virus Corona ke Desa
-
Tak Kenal WFH, Rakyat Kecil: Saya Tak Takut Corona, Tapi Takut Anak Lapar
-
Ismail, Bocah 13 Tahun Meninggal Dunia Setelah Dinyatakan Positif Corona
-
Modus Baru Perampok Semprot Disinfektan, Warga Jakarta Harus Waspada
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!