Suara.com - Seorang Kepala Staf Kepresidenan Republik Demokratik Kongo, Vital Kamerhe ditahan, Rabu (8/4/2020). Dia ditahan etelah bersaksi pada penyelidikan kasus penyalahgunaan dana negara.
Penangkapan Kepala Staf Kepresidenan Kamerhe menjadi pukulan telak bagi Presiden Felix Tshisekedi, yang menjabat pada Januari tahun lalu. Saat berkampanye, Tshisekedi berjanji akan memerangi korupsi, yang jumlahnya meningkat saat pemerintahan pendahulunya, Joseph Kabila.
"Presiden tidak akan mengomentari keputusan penegak hukum," kata Juru bicara Tshisekedi, Kasongo Mwema.
Setelah ditangkap, Kamerhe diinterogasi selama berjam-jam oleh penyelidik di kantor kejaksaan. Sementara itu, di luar gedung, anggota kepolisian melemparkan gas air mata untuk membubarkan pendukung Kamerhe dan menegakkan larangan perkumpulan massa lebih dari 20 orang di satu tempat demi menekan penularan COVID-19.
Sementara itu di kampung halamannya Kamerhe di Bukavu, wilayah timur Kongo, sejumlah simpatisan melakukan aksi protes.
Sekitar 300 orang membakar ban dan memalang jalan di luar markas partai yang mendukung Kamerhe.
Setelah menyampaikan keterangan, Kamerhe dibawa oleh pihak kepolisian ke Penjara Makala, kata kepala kepolisian untuk wilayah Kinshasa, Sylvano Kasongo.
Saat ini belum jelas berapa lama Kamerhe akan ditahan dan didakwa melanggar hukum. Sampai saat ini, pihak kuasa hukumnya belum dapat dihubungi. Kamerhe menolak seluruh dugaan yang dilayangkan kepada dirinya.
Presiden Tshisekedi berusaha meningkatkan usaha memberantas korupsi di Kongo, tetapi sejumlah aktivis mengkritisi kurangnya transparansi anggaran 304 juta dolar AS untuk membiayai program pekerjaan umum pemerintah.
Baca Juga: Mantan Presiden Ekuador Dihukum 8 Tahun Penjara karena Korupsi
Sementara itu, banyak pihak telah menyelidiki keterlibatan Kamerhe dalam proyek pembangunan jalan, jembatan, dan perumahan masyarakat.
Partai pendukung Kamerhe, Union for the Congolese Nation (UNC) berkoalisi dengan partai pendukung Tshisekedi, Union for Democracy and Social Progress (UNDPS) pada pemilihan presiden Desember 2018.
Tshisekedi berjanji mendukung calon dari UNC pada pemilihan presiden 2023.
Penangkapan itu diyakini dapat meruntuhkan koalisi dua partai politik itu, meskipun kemungkinan itu telah diperhitungkan dua kubu, kata direktur Congo Research Group New York University, Jason Stearns.
"Koalisi ini penting saat pemilihan presiden, tetapi sejak ia (Tshisekedi, red) dilantik sebagai presiden, ada beberapa orang yang mendorong dia menjauh dari rivalnya (Kamerhe, red)," kata Stearns. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
BNI Raih Dua Penghargaan Internasional atas Pengembangan SDM melalui BNI Corporate University
-
Soal Polemik Perpol Nomor 10 dan Putusan MK 114, Yusril: Saya Belum Bisa Berpendapat
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, DPR Beri Catatan: Harus Dipastikan Agar Tak Jadi Malapetaka
-
Agustus 2026, Prabowo Targetkan 2.500 SPPG Beroperasi di Papua
-
Nasib 6 Polisi Pengeroyok Matel Kalibata di Ujung Tanduk, Sidang Etik Digelar Hari Ini
-
Sejumlah Tiang Listrik di Tebet Miring, Warga Khawatir Roboh Diterpa Angin Kencang
-
Sultan Dorong Ekstensifikasi Sawit di Papua dengan Tetap Jaga Keseimbangan Ekologis
-
Jakarta Tumbuh, Warga Terpinggirkan: Potret Ketimpangan di Pulau Pari, Marunda, dan Bantargebang
-
Fakta Baru Kasus Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Temukan 19 Luka Benda Tajam
-
Serikat Pekerja: Rumus UMP 2026 Tidak Menjamin Kebutuhan Hidup Layak