Suara.com - Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat sebagian masyarakat Indonesia harus tetap berkegiatan dari rumah. Untuk memenuhi kebutuhan pangan orang dapat mulai bercocok tanam di rumah.
Pegiat Indonesia Berkebun Winartania menyampaikan, tren bercocok tanam di rumah semakin meningkat selama 2 bulan awal pandemi ini.
Dia menyarankan mulai menanam tanaman yang mudah tumbuh di ruang terbatas.
"Banyak teman-teman yang mulai tertarik untuk mencoba menanam di rumah dengan tanaman-tanaman yang simpel dan mudah, tapi bisa menghasilkan dan bisa membantu mencukupi kebutuhan pangan di rumah," kata Winartania dari Kantor BNPB, Jakarta, Senin (4/5/2020).
Menurut dia, beberapa tanaman yang bisa ditanam di rumah antara lain; kangkung, bayam, pepaya Jepang, cabai, tomat dan tanaman herbal seperti basil dan kemangi.
"itu kebetulan nanamnya tidak terlalu susah, kalau sudah panen berlebih kita bisa jual ke tetangga sekitar," ucapnya.
Jika ruang terbatas di rumah, dia menyarankan warga untuk membuat pertanian vertikal dengan instalasi hidroponik dengan sistem tetes, dan berkebun di atap.
"Kita bisa menanam ke atas vertikal, tidak perlu lahan yang luas tapi bisa menanam ke atas, bisa di tanam di dinding," tuturnya.
Perlu dipastikan pula posisi letak tanaman agar mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk proses tumbuh kembang tanaman.
Baca Juga: Tengok Gaya Bella Hadid Berkebun, Bule Sewa Kolam Renang Saat Lockdown
Sayuran butuh sekitar enam jam paparan sinar matahari.
Saat berkebun, juga harus dipastikan media tanam bernutrisi bagi pertumbuhan tanaman.
Tanaman termasuk sayuran butuh unsur hara. Tanah yang mejadi media tanam bisa dicampur dengan pupuk kandang, kompos dan sekam bakar untuk membuat tanah bernutrisi.
Warga bisa memanfaatkan sampah organik rumah tangga untuk membuat kompos misalnya dengan memanfaatkan lubang biopori atau tong komposter.
"Kalau media tanah tidak bernutrisi tanaman tidak bisa tumbuh maksimal," ujarnya.
Indonesia Berkebun adalah salah satu komunitas yang menaungi jejaring di seluruh Indonesia untuk gerakan berkebun. Komunitas ini memiliki jejaring di 48 kota dan kampus di Tanah Air.
Berita Terkait
-
Mahfud MD Wacanakan Pelonggaran PSBB, Anies Justru Sebaliknya
-
Epidemiologi UI: PSBB di Jakarta Cukup Efektif, Daerah Lain Belum
-
Pemudik Bakal Susah Balik ke Jakarta, Anies: Jangan Tinggalkan Kota Ini
-
Ada Bansos Kemensos, Jadi Alasan Anies Tunda Bantuan DKI Tahap Dua
-
562 Orang di Jakarta Sembuh dari Virus Corona
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf