Suara.com - Presiden Turki Tayyip Erdogan memberlakukan karantina wilayah secara nasional selama liburan Idul Fitri.
Kebijakan lockdown diberlakukan selama empat hari, dimulai pada 23 Mei, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru selama liburan keagamaan itu.
Berbicara setelah rapat kabinet, Erdogan juga mengatakan sekolah maupun kegiatan pendidikan akan dilanjutkan kembali pada bulan September dengan tahun akademik baru.
Erdogan mengatakan shalat zuhur maupun asar secara berjamaah dimungkinkan dapat dimulai pada 29 Mei.
Periode tahanan rumah bagi narapidana yang dibebaskan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 diperpanjang selama dua bulan.
Kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Turki naik menjadi 150.593 pada hari Senin, dengan 1.158 orang didiagnosis posifif virus corona dalam 24 jam terakhir, menurut data Kementerian Kesehatan.
Turki, dengan jumlah kasus kesembilan tertinggi di dunia, telah mulai mengambil langkah untuk memperlonggar pembatasan melawan virus corona.
Jumlah kasus harian telah menurun dari puncaknya di bulan April.
Sebanyak 4.171 orang telah meninggal karena COVID-19, sementara 111.577 orang telah pulih.
Baca Juga: Selama Lebaran, Turki Akan Berlakukan Jam Malam
Turki telah melakukan lebih dari 1,6 juta tes COVID-19 sejak wabah dimulai.
Pemerintah Turki mulai membuka kembali kegiatan perekonomian pada akhir Mei seiring jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 menurun tajam akibat pemberlakuan langkah-langkah pembatasan untuk menahan wabah virus corona jenis baru serta meminimalkan risiko gelombang kedua infeksi, ujar seorang pejabat senior.
Sementara itu, kepala asosiasi mal Turki mengatakan pusat perbelanjaan akan dibuka kembali secara bertahap mulai 11 Mei tergantung permintaan dari pedagang eceran dan persetujuan dari dewan penasihat otoritas kesehatan.
Turki telah menutup mal, sekolah, restoran, dan kafe untuk meredam lonjakan kasus COVID-19.
Meskipun beberapa kantor tetap beroperasi, pemerintah meminta warga Turki untuk tinggal di rumah dan menutup pintu perbatasan untuk memperlambat pergerakan masyarakat.
Secara global, Turki berada di posisi ketujuh dengan jumlah kasus positif COVID-19 yang mencapai lebih dari 112.000. Sekitar 2.900 orang telah meninggal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
LPSK Ungkap Banyak Tantangan dalam Pelaksanaan Restitusi bagi Korban Tindak Pidana
-
Kick Off Program Quick Win Presiden Prabowo, Menteri Mukhtarudin Lepas 1.035 Pekerja Migran Terampil
-
Kejati Jakarta Tetapkan RAS Tersangka Kasus Klaim Fiktif BPJS Ketenagakerjaan Rp 21,73 Miliar
-
Said Didu Sebut Luhut Lebih Percaya Xi Jinping Ketimbang Prabowo, Sinyal Bahaya bagi Kedaulatan?
-
IACN Endus Bau Tak Sedap di Balik Pinjaman Bupati Nias Utara Rp75 Miliar ke Bank Sumut
-
Sesuai Arahan Prabowo, Ini Gebrakan Menteri Mukhtarudin di Puncak Perayaan Hari Migran Internasional
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa