Suara.com - Sebagai seorang budayawan, selalu ada tulisan menggelitik dari Sujiwo Tejo yang disampaikan ke muka publik. Tak terkecuali cuitan yang bersumber dari kisah Nagabumi yang disinyalir merupakan sebuah satire bagi negara.
Melalui kicauannya di Twitter, Sujiwo Tejo mengutip sebuah cerita tentang rakyat yang membenci negara karena cuma minta pajak.
Namun negara tetap bisa menjaga keutuhannya dengan cara membuat isu traumatis kepada rakyat dan membuat seolah-olah hanya negara yang mampu melindungi rakyatnya.
"Rakyat benci negara karena cuma bisa minta pajak enggak pernah bisa minta maaf, tetap bisa bikin utuh negara. Caranya? Bikin isu yang selalu membuat trauma rakyat dan kesan cuma negara pelindungnya. Demikianlah Jawa abad 600-800an dalam dunia persilatan "Nagabumi" Seno Gumira Ajidarma," cuit pria yang akrab disapa Mbah Tejo itu pada Kamis (28/5/2020).
Kutipan yang ditulis Sujiwo Tejo itu bersumber dari sebuah cerita yang dikarang oleh Seno Gumira Aji bertajuk Nagabumi.
Dalam buku itu diceritakan sebuah negara dengan latar belakang waktu pada abad VIII-IX yang memuat drama tentang para pendekar dan jurus-jurus maut yang diwarnai intrik politik kekuasaan serta pergulatan pikiran besar dari Nagasena hingga Nagarjuna.
Kutipan tentang kondisi negara dari teks literatur sastra inipun membuat sejumlah warganet mengaitkannya dengan situasi negara saat ini. Tak jarang warganet yang menganggap bahwa suitan ini adalah sebuah sindiran halus dari Sujiwo Tejo.
"Aluss," tulis seorang warganet.
Seorang warganet berkomentar, "Pengulangan sejarah yo mbah,"
Baca Juga: Ini Alasan Jumlah Komisaris dan Direksi PTPN Harus Dipangkas
"Mirip situasi sekarang yoo," tambah warganet lainnya.
"Saiki balek nang abad 600-800an maneh mbah? heuheuheu (Sekarang kembali ke abad 600-800an lagi mbah?--red)," warganet lain menimpali.
Berita Terkait
-
Refly Harun Sindir Jokowi saat Idul Fitri: Kok Kelabakan Hadapi Covid-19?
-
Ikut Kritik soal Konser BPIP, Said Didu Malah dapat Sindiran Telak
-
Kebijakan Tak Konsisten, Sujiwo Tejo: Kepercayaan Rakyat Bisa Lenyap
-
Sedih Didi Kempot Meninggal, Sudjiwo Tedjo Enggan Ucap Turut Berduka Cita
-
Penghina Pemimpin Terancam Hukuman Penjara, Sudjiwo Tedjo Keberatan
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar