Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, tak lagi relevan kalau kekinian menyebut ibu kota sebagai zona merah atau zona lainnya terkait tingkat penyebaran wabah virus corona covid-19.
Anies beralasan, semua wilayah di Indonesia juga masih memiliki risiko penyebaran virus corona yang sama.
"Penyebutan wilayah ke dalam zona-zona ini hanya menimbulkan euforia, sehingga ada saja warga yang merasa aman karena menganggap dirinya berasal dari zona aman," kata Anies di Jakarta, Sabtu (13/6/2020).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini lebih lanjut, meminta agar semua warga Jakarta menaati semua protokol kesehatan selama masa transisi ini sebab kasus covid-19 di Jakarta masih tetap naik turun hingga saat ini.
Dia memisalkan, kasus yang terdapat di sejumlah Rukun warga (RW) di Jakarta harus melakukan isolasi mandiri saat sebagian besar wilayah ibu kota memasuki masa transisi, namun pengendaliannya bukan per RW, tapi berdasar kasusnya.
"Jadi kasus-kasus itu dikendalikan. Jadi saya mengimbau kepada semua, di manapun anda berada, tetaplah waspada, tetaplah ikuti protokol kesehatan," ucapnya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 120 kasus hingga 13 Juni 2020.
Sehingga kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati, jumlah kumulatif kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 8.748 kasus. Dari jumlah tersebut, 3.840 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 564 orang meninggal dunia.
"Sampai dengan hari ini kami laporkan, 1.418 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.926 orang melakukan self isolation di rumah," ujarnya.
Baca Juga: Dalam Dua Hari, Pasien Corona di 66 RW Zona Merah DKI Bertambah 97 Orang
Sedangkan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 19.863 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 13.339 orang.
Berita Terkait
-
Anies Disebut Gubernur Terbaik Tangani Corona, Ferdinand: Jangan Hoax
-
Sebut Pengawasan PSBB Pemprov Lemah, PDIP: Jakarta Sudah Lampu Kuning
-
Awasi Pengunjung Mal Lewat QR Code, Anies: Melebihi Batas Bisa Ditutup
-
Cegah Penularan Corona, Anies Minta Pergerakan Pengunjung Pasar Satu Arah
-
Mal di Jakarta Dibuka 15 Juni, Anies: Berisiko Buat Pengunjung yang Sakit
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu