Suara.com - Pemerintah Beijing memutuskan untuk membatalkan sejumlah jadwal penerbangan usai terus melonjaknya kasus Covid-19 di klaster pusat grosir Xinfandi.
Menyadur Channel News Asia, data dari departemen kesehatan mencatat adanya 31 infeksi baru per Selasa (16/6), menjadikan jumlah infeksi baru mencapai 137 kasus.
Menurut media yang dikelola pemerintahan China People's Daily, menyebutkan sekitar 1.255 penerbangan masuk dan keluar dibatalkan pada Rabu (17/6).
Data penerbangan Variflight menunjukkan sekitar 60 persen dari penerbangan terjadwal dengan tujuan atau berasal dari Bandara Internasional Ibukota Beijing telah atau kemungkinan dibatalkan pada Rabu (17/6) sore.
Senada, penerbangan di bandara utama di kota lain, Daxing, juga dibatalkan. Sekitar 70 persen penerbangan masuk dan keluar dibatalkan atau masih dalam tahap kemungkinan.
Sebagian besar penerbangan yang terdampak akan klaster baru yang muncul sejak Kamis (11/6) lalu di Beijing ini adalah penerbangan domestik.
Selain pesawat, beberapa alat transformasi publik di Beijing juga mengalami pembatalan jadwal, seperti kereta api, bus, dan taksi. Langkah ini dilakukan guna mencegah warga bepergian demi menekan sebaran virus corona.
Media pemerintah melaporkan pihak kereta apai memberikan pengembalian uang penuh pada semua tiket masuk dan keluar dari Beijing. Sementara layanan taksi dan beberapa rute bus jarak jauh mulai ditutup sejak Selasa (16/6).
Pembatasan di lini transportasi ini menyusul sejumlah larangan yang telah dilakukan di Beijing, khususnya sekitar kawasan pusat grosir Xinfandi, yakni larangan bepergian dan penutupan sejumlah komplek dan sekolah.
Baca Juga: Alhamdulillah, 16.243 Warga Indonesia Dinyatakan Sembuh dari Corona
Satu area dekat pasar dinyatakan sebagai tempat berisiko tinggi, di mana warganya telah di karantina dan dilarang bepergian.
Sedangkan sekitar 27 komplek lainnya ditetapkan sebagai area berisiko sedang, warga yang masuk harus melalui pemeriksaan suhu dan melakukan registrasi.
Taman kanak-kanak, sekolah dasar dan sekolah menengah di seluruh Beijing dilaporkan telah ditutup. Begitu pula dengan beberapa restoran, bar, dan klub malam.
Sebelumnya, Beijing pada Kamis (11/6) lalu, melaporkan memiliki satu kasus transmisi lokal setelah 55 hari melaporkan bebas virus corona baru.
Kasus yang ketika ditelusuri berasal dari pasar grosir produk pertanian Xinfandi tersebut menginfeksi seorang pria berusia 52 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Prabowo Pilih Habiskan Malam Tahun Baru Bersama Warga Terdampak Bencana di Tapanuli Selatan
-
Jalur Emergency Disiapkan dari Malioboro hingga Titik Nol saat Malam Tahun Baru
-
Wajah Penuh Warna Monas Jelang Malam Tahun Baru 2026
-
Museum dan Rumah Singgah Marsinah Resmi Mulai Dibangun di Nganjuk
-
Malam Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Bakal Tindak yang Melanggar
-
171.379 Rumah Rusak, Dompet Dhuafa Targetkan Bangun 1.000 RUMTARA bagi Penyintas Bencana Sumatra
-
Promo MRT Rp 1 dan Jadwal Operasional Tanggal 31 Desember 2025-1 Januari 2026
-
Jalan Sudirman-MH Thamrin-Bundaran HI Ditutup, Ini Rute Alternatifnya
-
Warga Antusias Rayakan Tahun Baru di Bundaran HI Meski Tanpa Kembang Api: yang Penting Jalan-Jalan
-
Transportasi Aceh-Medan Pulih, Mobilitas Warga dan Roda Perekonomian Regional Kembali Bergerak