Suara.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) aktif mengawasi jalannya Pilkada serentak 2020. Hal ini bertujuan untuk mencegah praktik korupsi.
Mahfud kemudian menjelaskan keputusan pemerintah untuk tetap menggelar Pilkada Serentak 2020 di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Ia menyebt untuk membuat Pilkada Serentak 2020 terlaksana dengan baik dan tidak ada praktik korupsi harus diawasi oleh semua pihak, diantaranya KPK.
"Oleh sebab itu pemerintah bersama KPU bersama DPR, bersama daerah bicara. Bagaimana caranya mengatasi, pokoknya harus Pilkada. Kita bicara juga dengan KPK ini diawasi agar tidak terjadi korupsi," kata Mahfud dalam sebuah diskusi, Kamis (25/6/2020).
Mahfud menuturkan, Pilkada serentak 2020 tidak bisa ditunda kalau menggunakan alasan adanya pandemi Covid-19. Hingga saat ini pun, belum ada satupun pihak yang bisa memastikan kapan pandemi akan berakhir.
Karena itulah pemerintah akhirnya membuat kebijakan hidup tatanan baru alias New Normal.
"Karena kalau kita terus ikut dengan keadaan Covid-19 tidak jelas ini, maka pemerintahan kita tidak akan berjalan normal, maka kita harus normalkan sekarang," ujarnya.
Dengan adanya New Normal, maka pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 pun bisa diselenggarakan. Faktor lain dari keharusan Pilkada Serentak 2020 dilangsungkan pada tahun ini ialah guna menghindari kursi kepala daerah yang diisi oleh jabatan Pelaksana Tugas (Plt).
Jabatan Plt disebutkannya tidak memiliki kewenangan definitif sehingga akan menghambat daerah mengambil keputusan.
"Sehingga pemerintah bersama DPR, bersama KPU, sudah lah jangan mundur lagi tanggal 9. Maka diputuskan bahwa tanggal 9 Desember 2020 ini akan tetap dilaksanakan Pilkada serentak."
Baca Juga: Aplikasi Siwalan, Polda Kalsel Gelar Drive Thru Tes Covid-19
Berita Terkait
-
Kasus Covid di RI Masih Tinggi, Peneliti TII Minta Pilkada 2020 Ditunda
-
Anggaran APD Pilkada 2020 Belum Pasti, Ketua KPU Khawatir Petugas Dipidana
-
Polri Siapkan Dua Pertiga Kekuatan untuk Amankan Pilkada Serentak 2020
-
Tujuh Provinsi Ini Masuk Kategori Rawan Saat Pilkada 9 Desember
-
Selenggarakan Pilkada di Tengah Covid, DPR Minta KPU Jamin Kesehatan Rakyat
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum
-
RUU KUHAP Dinilai Ancam HAM, Koalisi Sipil Somasi Prabowo dan DPR: Ini 5 Tuntutan Kuncinya
-
RUU KUHAP Bikin Polisi Makin Perkasa, YLBHI: Omon-omon Reformasi Polri
-
Sepekan Lebih Kritis, Siswa SMP Korban Bullying di Tangsel Meninggal Usai Dipukul Kursi
-
Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
-
Ribuan Peserta Ramaikan SRGF di Danau Ranau, Gubernur Herman Deru Apresiasi Antusiasme Publik
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah