Suara.com - Masyarakat ekspatriat di Dubai, hidup penuh dengan kemewahan mulai dari mobil keren dan kebutuhan lux lainnya. Pandemi Covid-19 membuat semuanya berubah.
Mereka harus menjual murah barang-barangnya karena harus mendapatkan uang akibat menganggur selama lockdown Covid-19.
Di antara mereka ada ribuan ekspatriat Inggris yang berusaha mendapatkan uang, sebelum dipaksa meninggalkan negara yang sudah seperti rumah bagi mereka.
Lockdown gara-gara virus corona telah membuat kehidupan ribuan ekspatriat berantakan, impian mereka tentang kehidupan di luar negeri menjadi mimpi buruk. Dengan aturan visa yang ketat, mereka terpaksa kembali ke Inggris dan hanya punya sedikit waktu untuk mengatur napas.
Seperti Selina Dixon yang sudah 11 tahun menjadi ekspatriat di Dubai setelah sebelumnya harus bekerja bolak-balik dari Surrey ke London.
"Saya menghabiskan empat jam sehari di kereta," katanya seperti Anadolu mengutip The Telegraph, Senin (29/6/2020).
Dia yang bekerja pada bisnis pemasaran mode bertekad memulai kehidupan baru di UEA dengan gaji bebas pajak dan kesempatan untuk melakukan petualangan.
"Ini bukan tentang kemewahan, siapa pun yang cukup beruntung untuk tinggal di sini tahu ada lebih banyak di belakang fasad bangunan," kata dia.
Diperkirakan 240.000 warga Inggris tinggal di UEA dan bekerja mulai dari guru hingga pramugari.
Baca Juga: Ada yang di Dubai, 5 Artis Bollywood Punya Properti Mewah di Luar India
Dixon mulai menganggur beberapa minggu lalu dan mulai hidup dari tabungannya yang sedikit. Dalam beberapa minggu visanya akan berakhir, dan dia tidak akan dapat memperbaruinya kecuali dia menemukan pekerjaan baru.
“Setiap hari Anda bangun, Anda mencari di LinkedIn. Berbicara dengan kontak dan jaringan, tetapi kemudian Anda harus sadar ada begitu banyak orang yang mengalami hal ini. "
UEA adalah salah satu negara yang rentan virus corona karena setiap hari ribuan orang keluar masuk.
Lockdown yang ketat, membuat kegiatan perekonomian mereka terganggu.
Meski perlahan Dubai mulai terbuka, namun pemulihan ekonomi kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun.
Sembilan puluh persen dari populasi UEA adalah ekspatriat.
Berita Terkait
-
Kasus Bunuh Diri di Kuwait Melonjak Selama Pandemi, Didominasi Ekspatriat
-
Nekat Cium Perempuan Tanpa Izin, Sopir di Dubai Dipenjara 3 Bulan
-
Dubai Buka Bioskop Drive-In Selama Pandemi, Indonesia Menyusul
-
Bantu Ekonomi Masyarakat Terdampak Corona, Lampu Burj Khalifa Dilego
-
Mewah! Bule Ini Habiskan Ratusan Juta demi Sewa Kolam Renang saat Lockdown
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi