Suara.com - Setelah meluncurkan Merdeka Belajar Episode 4: Program Organisasi Penggerak (POP) pada (10/3/2020) lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini telah selesai melakukan proses evaluasi terhadap Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang telah mengajukan profil dan proposal POP.
Kemendikbud menerima hasil rekomendasi Organisasi Kemasyarakatan Calon Penerima Bantuan Pemerintah POP dari Tim Evaluasi Independen (The SMERU Research Institute) pada (16/7/2020).
Proses evaluasi yang dilakukan terdiri atas evaluasi administrasi, evaluasi teknis substantif, evaluasi pembiayaan, dan verifikasi (visitasi). Evaluasi administrasi dilakukan oleh Tim verifikasi administratif, sedangkan evaluasi teknis substantif, evaluasi pembiayaan, dan verifikasi dilakukan oleh Tim Independen.
Sehubungan dengan hal itu, berikut kami sampaikan beberapa hal yang terkait dengan proses evaluasi sebagai berikut:
1. Tahap Registrasi dan Pemasukan Profil, Portofolio, dan Proposal
Ormas melakukan registrasi, aktivasi akun, memasukkan profil dan portofolio organisasi dan memasukkan proposal sampai dengan tanggal 16 April 2020. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang melakukan registrasi adalah sebanyak 4.464 Ormas.
a. Ormas yang aktivasi : 3.010
b. Ormas yang tidak aktivasi : 1.454
2. Evaluasi Proposal
Baca Juga: 13 Edu Game Milik Rumah Belajar Kemendikbud, Bantu Anak Makin Kreatif
Evaluasi proposal terdiri atas beberapa tahapan:
a. Tahap evaluasi Dokumen Administrasi (16 Maret s.d. 16 April 2020)
Pada tahap ini, Tim Evaluasi Admininstrasi melakukan verifikasi kelengkapan dan kebenaran data persyaratan administrasi yang diajukan oleh Ormas melalui laman sejumlah 799 proposal dari 652 Ormas.
Dengan adanya pandemic Covid-19 dilakukan 2 kali perpanjangan pengajuan profil dan proposal POP yaitu:
- Perpanjangan perbaikan dokumen administrasi dan proposal (17 April s.d. 30 April 2020); dan
- Perpanjangan perbaikan dokumen administrasi. (1 Mei s.d. 16 Mei 2020)
Berita Terkait
-
5 Cara Menumbuhkan Minat Baca kepada Anak Usia Dini
-
13 Edu Game Milik Rumah Belajar Kemendikbud, Bantu Anak Makin Kreatif
-
Belajar Online Jadi Solusi Selama Pandemi, Kasihan Mahasiswa
-
Siswa Tak Naik Kelas karena Laptop Rusak, Kemendikbud Diminta Turun Tangan
-
Kemendikbud Komitmen Majukan Pendidikan dengan Program Guru Penggerak
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
Terkini
-
Maling Santuy di SMAN 5 Bandung! Wajah Terekam CCTV, Gondol Laptop Saat Siswa Belajar di Lab
-
IPO PAM Jaya, Basri Baco Ingatkan Nasib Bank DKI: Saham Bisa Anjlok, Negara Rugi
-
Pemuda di Cilincing Dibunuh karena Masalah Cewek, Pembunuhnya Sempat Kabur ke Bengkulu
-
"Kita Rampok Uang Negara!", Viral Ucapan Anggota DPRD Gorontalo, BK Duga Pelaku Mabuk Berat
-
Pupuk Indonesia Sediakan 11.384 Ton Pupuk Subsidi di Sultra, Sambut Musim Tanam
-
Viral Seruan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kakorlantas Polri Ngaku Larang Anak Buah Pakai Strobo: Berisik!
-
Kolaborasi Haji Robert dan Universitas Binawan Buka Pintu Dunia untuk Anak Yatim dan Yatim Piatu
-
Siapa Sosok di Balik Subhan Palal Penggugat Ijazah Gibran yang Minta Ganti Rugi Rp125 Triliun?
-
MBG Kembali Racuni Ratusan Anak, Prof Zubairi Djoerban: Alarm Keras Bagi Pemerintah untuk Evaluasi!
-
Menkeu Purbaya Curhat Pendapatannya Turun Jadi Menteri, Ternyata Segini Gajinya Dulu