Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan secara virtual kepada peserta program kegiatan bersama Kejuangan tahun anggaran 2020, Selasa (28/7/2020).
Lewat pidatonya, Jokowi mengingatkan semua pihak untuk mengambil momentum dan manfaat dari pandemi Covid-19.
Ia juga mengajak peserta program kegiatan bersama Kejuangan tahun anggaran 2020 yang berasal dari TNI dan Polri untuk menyelesaikan masalah Covid-19 dan ekonomi di Indonesia.
"Kita harus mengambil momentum, mengambil manfaat dari pandemi yang terjadi sekarang ini. Tentu kita akan terus berjuang menyelesaikan masalah covid dan masalah ekonomi yang terjadi di negara kita, tapi momentum ini harus kita ambil, harus kita ambil," ujar Jokowi saat memberikan arahan kepada peserta Program Kegiatan Bersama Kejuangan Tahun Anggaran 2020 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Mantan Gubernur DKI itu mengaku sering menyampaikan bahwa dibutuhkan cara-cara baru dan budaya baru dalam bekerja lebih cepat dan berani melakukan terobosan-terobosan dalam menangani permasalahan Covid-19. Pasalnya kata Jokowi, saat ini bukan negara besar mengalahkan negara kecil, tapi negara cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat.
"Sudah sering saya katakan kita perlu cara-cara kerja baru. Kita perlu budaya baru dalam bekerja lebih cepat, harus berani melakukan short cut, terobosan, pemotongan-pemotongan, sehingga cara-cara kerja kita tidak bertele-tele dan lambat karena berkali-kali saya sampaikan bukan negara besar mengalahkan negara kecil tapi yang sekarang dan yang akan datang negara cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat, artinya yang cepat yang akan menang," ucap dia.
Kepala Negara menyebut bahwa semua negara mengalami masa sulit. Jokowi pun mengakui tidak mudah mengatasi krisis kesehatan bersamaan dengan krisis ekonomi. Bahkan, menurutnya krisis akibat Covid-19 tidak hanya dialami Indonesia tapi di 215 negara lainnya.
"Saat ini kita sedang menghadapi masa yang sulit, sangat tidak mudah krisis kesehatan sekaligus krisis ekonomi dan melanda tidak hanya negara kita Indonesia, tapi hampir semua negara, 215 negara mengalami hal yang sama seperti kita, yang kecil sulit, yang tengah sulit yang gede juga sulit, sesuatu yang tidak mudah," tutur Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi menceritakan perbincangannya dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva pada empat bulan yang lalu.
Baca Juga: Zona Merah Virus Corona di Kota Tangerang Tinggal 5 RW
Kristalina kata Jokowi menuturkan kemungkinan tahun ini pertumbuhan ekonomi global akan minus 2,5 persen dari yang sebelumnya 3 sampai 3,5 persen plus.
Kemudian kata Jokowi Bank Dunia juga mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan tumbuh minus 5 persen.
"Tapi 3 minggu lalu OECD menyampaikan bahwa ekonomi global akan terkontraksi dan berada pada minus 6 sampai minus 7,6 persen tahun 2020. Saya tidak tahu apakah akan bergerak lebih buruk lagi karena memang situasinya sangat dinamis sekali," ucap dia.
Tak hanya itu kata Jokowi, prediksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara di dunia juga mengalami perubahan yang dinamis.
Dari prediksi IMF, Indonesia masih berada di tiga besar negara yang paling baik pertumbuhan ekonominya di tengah pandemi Covid-19.
Tiga besar negara yang paling baik pertumbuhan ekonominya yakni China masih tumbuh sekitar 1,9 persen, India akan tumbuh 1,2 persen dan Indonesia akan tumbuh 0,5 persen.
Berita Terkait
-
Status Firli Bahuri Jadi 'Senjata', Keyakinan Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Ijazah Jokowi
-
Tak Ditahan Usai Diperiksa 9 Jam, Roy Suryo Pekik Takbir di Polda Metro Jaya
-
Roy Suryo Cs Diperiksa Maraton: Dicecar Ratusan Pertanyaan Soal Fitnah Ijazah Jokowi!
-
Ini Alasan Polisi Tak Tahan Roy Suryo Cs Usai Diperiksa Tersangka Kasus Fitnah Ijazah Palsu Jokowi
-
Rismon Ancam Tuntut Polisi Rp126 T di Kasus Ijazah Jokowi, Setara Anggaran Setahun Polri
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
Terkini
-
Meski Lebih Efisien, TII Ungkap Tantangan Baru dalam Pemisahan Jadwal Pemilu
-
Proyek Mal Mewah di Kelapa Gading Digerebek, 14 WNA China Kepergok Jadi Kuli Bangunan
-
Bobby Nasution Terseret Dugaan Korupsi Jalan, KPK Berani Penuhi Perintah Pengadilan?
-
Fandom Travel Jadi Sorotan di TOURISE 2025: Konten Hiburan yang Mendorong Kunjungan Wisata
-
Erika Carlina Kembali Bertemu DJ Panda di Polda, Pintu Damai Mulai Terbuka?
-
Denny Indrayana Turun Gunung Bela Roy Suryo Cs, Sebut Kasus Ijazah Jokowi Upaya Pembungkaman Kritis
-
Sosok Raja Yordania Abdullah II: Keturunan Nabi, Pilot Andal, dan Sahabat Karib Presiden Prabowo
-
Pemerintah Genjot Kualitas Calon Pekerja Migran: Bahasa hingga Sertifikasi Jadi Fokus Utama!
-
Raja Yordania Tiba, Catat! Ini 8 Ruas Jalan Utama Jakarta yang Kena Rekayasa Lalin
-
Jurus Baru Prabowo: Ubah Bonus Demografi RI Jadi Solusi Global di Negara 'Aging Society'