Suara.com - Penduduk di kota terbesar Myanmar membangun portal di kompleks mereka dengan dalih untuk mencegah penularan Covid-19 saat negara itu bergulat dengan gelombang kedua infeksi.
Menyadur Asia One, sejumlah warga di Kota Yangon mulai menutup kompleks perumahan mereka menggunakan potongan kayu dan besi mulai hari Jumat (14/9/2020).
Virus Covid-19 muncul kembali di negara bagian Rakhine barat setelah berminggu-minggu tanpa kasus penularan domestik.
Banyak dari kasus baru-baru ini terjadi di Yangon, ibu kota komersial dan kota terbesar di Myanmar.
Penduduk mulai membangun portal di jalan-jalan pintas untuk menghentikan orang bebas memasuki dan meninggalkan distrik mereka.
Pekan lalu, otoritas pemerintah mengeluarkan pesanan tinggal di rumah untuk penduduk, dan maskapai penerbangan serta bus menghentikan layanan masuk dan keluar kota.
Aung Zaw Min, kepala distrik di kotapraja Kyimyidaing yang menjaga salah satu portal, mengatakan penduduk ceroboh dalam mencegah virus setelah tingkat infeksi yang sebelumnya rendah.
"Sekarang kami harus menyadari bahwa kami tidak dapat meremehkan infeksi massal yang disebabkan oleh Sittwe," katanya, mengacu pada ibu kota negara bagian Rakhine, tempat banyak kasus baru-baru ini terdeteksi.
Portal dibangun tanpa izin dari otoritas setempat, yang dengan cepat memerintahkan penghapusan penghalang terbesar, meskipun beberapa masih ada pada hari Sabtu.
Baca Juga: Pecah Rekor, Myanmar Laporkan 107 Kasus Baru Virus Corona Dalam Sehari
Beberapa pengguna media sosial tidak sependapat dengan tindakan warga yang membuat portal tersebut, mereka mengatakan bahwa penduduk telah mengubah lingkungan kota menjadi "republik mini".
"Ini seperti gerbang perbatasan antara Korea Selatan dan Utara,” kata Lu Zaw Oo, berdiri di jalan yang telah ditutup pada hari Sabtu. "Barikade sebenarnya tidak diperlukan," tambahnya.
Dikutip dari Myanmar Times, Kementerian Kesehatan melaporkan 6 kasus kematian pada Kamis (17/9/2020). salah satunya adalah seorang remaja berusia 13 tahun. Sehingga total kasus kematian akibat Covid-19 di Myanmar menjadi 46 kasus.
Hingga kini, jumlah terjadi peningkatan kasus dari 375 pada bulan Agustus menjadi total 3.894 hingga Kamis (17/9). Sebanyak 908 pasien dinyatakan telah sembuh.
Pada 23 Maret, pertama kali Myanmar melaporkan kasus Covid-19, kota Yangon menjadi yang paling parah terdampak, dengan 2.076 kasus hingga Rabu (16/9). Sedangkan kota Rakhine mencatatkan 789 kasus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional