Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan sejumlah anak-anak yang masih ikut dalam demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di Jakarta pada Selasa (13/10/2020) kemarin.
Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak Jasra Putra yang turun langsung ke sekitar simpang Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Gambir, Jakarta Pusat kemarin menemui sejumlah anak datang tanpa mengetahui tuntutan demo.
"Saya menemui anak anak yang lama kelamaan asyik ngobrol dengan saya, cerita pun mengalir, mereka dua kali dari Cengkareng naik mobil bak. Dari Cengkareng sampai Grogol kemudian dari Grogol sampai Harmoni. Dari Harmoni mereka jalan sampai di sini," kata Jasra, Rabu (14/10/2020).
Saat berbincang, Jasra mendapati alasan mereka ikut aksi karena bosan belajar online hingga diiming-imingi uang oleh sejumlah orang dewasa, uang itu digunakannya untuk membeli rokok.
"Saya berseloroh di depan mereka 'wah duitnya bagus nih dan rokoknya' mereka menjawab itu ada Abang-abang yang ngasih. Mereka kemudian lanjut, nampak seorang Ibu penjual berteriak rokok ketengan rokok ketengan, kemudian mereka membeli. Setelah itu, mereka menuju gerobak jualan es," ungkapnya.
Anak lainnya mengaku dirinya berangkat demo jauh-jauh naik KRL dari Tangerang karena tidak ada bimbingan dari orang tua.
"Dia ikut ajakan dari teman temannya di sosial media yang dia mengikuti grupnya. Sejak bayi ia sudah ditinggal Bapaknya dan Ibu menikah lagi. Namun karena situasi di rumah, ia sering tinggalkan Ibunya," jelasnya.
Setelah itu, kerusuhan pecah, anak-anak yang tadinya berbincang santai dengan Jasra langsung maju melawan aparat kepolisian.
"KPAI sangat menyayangkan anak anak kembali jadi martir terdepan dengan mereka berani melempari kepolisian. Bahkan nampak ada yang mendekat pasukan bermotor kepolisian," ucapnya.
Baca Juga: Pelajar SMA di Bogor Mewek saat Diamankan, Polisi: Bilang Mama, Kau Gak...
Protokol kesehatan pun sangat tidak diterapkan dengan baik oleh para anak-anak tersebut, mereka justru asik merokok tanpa menggunakan masker.
Jasra mengungkapkan pengamatan KPAI dari tahun 2017 sampai 2019 pelibatan anak dalam kampanye Pilkada, Pilpres trennya meningkat.
Namun kenyataannya anak anak lebih massif pada aksi penolakan RUU, seperti RKUHP, RUU KPK, RUU HIP, dan Undang Undang Cipta Kerja.
"Kekerasan dan kerusuhan justru banyak terjadi disini yang melibatkan anak anak," pungkas Jasra.
Tag
Berita Terkait
-
Dukung Langkah Prabowo Setop Tradisi Kerahkan Siswa saat Penyambutan, KPAI Ungkap Potensi Bahayanya
-
Kondisi Pelaku Ledakan SMAN 72 Membaik, Polisi Siapkan Pemeriksaan Libatkan KPAI
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis
-
Survei KPAI: 35,9 Persen Anak Pernah Terima Menu MBG Mentah Hingga Basi
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra