Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo menyebut bahwa kondisi daerah aliran sungai di Pulau Jawa sudah masuk dalam kategori kritis.
Doni menjelaskan data yang didapatnya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ekosistem daerah aliran sungai di Pulau Jawa sudah mulai rusak oleh berbagai macam limbah sehingga rawan menjadi bencana alam suatu saat nanti.
"Kondisinya sudah sangat kritis, dibutuhkan kepedulian yang tinggi dari semua pihak, pemerintah dan termasuk kalangan dunia usaha, karena limbah dari pabrik tanpa melalui proses pengolahan yang sesuai aturan langsung saja dibuang ke sungai, sungai jadi tempat pembuangan sampah raksasa," kata Doni dalam diskusi BNPB, Selasa (20/10/2020).
Sungai yang tercemar ini, kata Doni sangat mempengaruhi kualitas air yang digunakan warga untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
"Ternyata sebagian besar sejumlah PDAM itu mengatakan air yang mereka produksi sudah tidak layak minum padahal PDAM singkatan dari Perusahaan Daerah Air Minum, tapi kenyataannya sudah tidak layak," ucapnya.
Biaya produksi untuk memproses air sungai yang dilakukan oleh PDAM juga hingga kini semakin mahal sebab kualitas air yang makin tercemar.
"Kita telah begitu banyak menghabiskan biaya hanya untuk memproses air bersih," tuturnya.
Untuk diketahui, berdasarkan catatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 2017 Kementerian LHK, kualitas air di Pulau Jawa hanya bernilai lebih rendah dari 39 yang berarti sudah waspada.
Penilaian Indeks Kualitas Air dilihat dari penurunan beban pencemaran serta upaya restorasi pada beberapa sumber air, ketersedian dan fluktuasi debit air yang dipengaruhi oleh perubahan fungsi lahan serta faktor cuaca lokal, iklim regional dan global, penggunaan air, serta tingkat erosi dan sedimentasi.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Forum Kebencanaan PBB di Bali, Pemerintah Siapkan Rp 87 M
Berita Terkait
-
Atasi Krisis Air, Brimob Polri Targetkan 100 Titik Sumur Bor untuk Warga Aceh Tamiang
-
Dampak Banjir dan Longsor Sumut Kian Parah, 360 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Mengungsi
-
Gubernur Bobby Nasution Fokus Air Bersih-Infrastruktur Pascabencana di Sumut
-
Kepala BNPB: Butuh Rp 51,82 Triliun Biaya Pemulihan Pascabencana di Sumatra
-
Terima Laporan Krisis Air Bersih di Langkat, Prabowo: Kita akan Membantu Semua Warga
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri